TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyambut baik hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tentang pertumbuhan ekonomi pada semester I 2016, yang mencapai 5,18 persen (year-on-year). Hasil ini berada di atas ekspektasi BI, yang sebelumnya memprediksi pertumbuhan ekonomi akan berada di level 4,94 persen.
Agus menjelaskan penyebab adanya sedikit perbedaan realisasi pertumbuhan ekonomi dengan prediksi bank sentral tersebut. Hal itu terjadi karena, meskipun konsumsi ataupun belanja rumah tangga pemerintah tidak terlalu banyak berbeda, perbedaan perhitungan muncul karena penilaian terhadap kinerja ekspor.
Dari kajian BI, menurut Agus, ekspor masih akan tertekan, tapi realisasinya ternyata membaik. "BI perkirakan ekspor masih tertekan, ternyata membaik dari apa yang kami kaji," ucapnya. Perbaikan kinerja ekspor ini didukung kenaikan harga komoditas atau tidak lagi jatuh sedalam sebelumnya.
Dengan kondisi perekonomian yang terus membaik, Agus optimistis pertumbuhan ekonomi pada semester kedua nanti juga akan semakin baik. "Kalau dilihat dari kondisi 5,18 persen ini, kami bayangkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen pada 2016,” tuturnya.
BPS hari ini mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua 2016 mencapai 5,18 persen (yoy) atau 4,02 persen (quarter-on-quarter). Sementara itu, produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 2.353,2 triliun dan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 3.086,6 triliun.
Kepala BPS Suryamin berujar pertumbuhan ekonomi itu lebih tinggi ketimbang pertumbuhan triwulan pertama 2016 yang mencapai 4,91 persen dan pertumbuhan triwulan kedua 2015 yang mencapai 4,66 persen. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi pada semester pertama 2016 dibanding pada semester pertama 2015 tumbuh 5,04 persen.
GHOIDA RAHMAH