TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyatakan usaha budi daya kerang darah semakin diminati masyarakat pesisir karena menguntungkan, mudah dikelola, dan mampu meningkatkan pendapatan keluarga.
"Saat ini tercatat sebanyak 269 rumah tangga produksi yang menggeluti usaha budi daya kerang darah di pesisir Sukal hingga Kundi," kata Kepala Bidang Budi Daya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Barat, Kamso, di Muntok, Kamis, 4 Agustus 2016.
Ia mengatakan budi daya kerang darah yang dikembangkan warga Sukal, Desa Belolaut hingga pesisir Desa Kundi, Kecamatan Simpangteritip sudah berjalan sekitar empat tahun.
Kamso memperkirakan jumlah pelaku usaha akan terus bertambah di pesisir sekitar lokasi karena usaha sampingan tersebut terbukti mampu meningkatkan pendapatan.
"Saat ini hasil produksi rata-rata dua ton per rumah tangga produksi," katanya.
Pada 2015, jumlah pelaku usaha di lokasi itu sebanyak 212 rumah tangga produksi dengan hasil produksi sebanyak 445,125 ton.
Meningkatnya jumlah pelaku usaha di lokasi itu karena pola budi daya kerang darah cukup sederhana, tidak membutuhkan modal besar, dikelola alami, dan mudah dipasarkan.
"Permintaan pasar masih tinggi. Bahkan para pembeli rela datang langsung ke lokasi agar tidak kehabisan barang," ujar Kamso.
Dia optimistis usaha budi daya kerang di daerah itu akan semakin diminati warga pesisir seiring dengan semakin tingginya permintaan, baik dari pasar lokal maupun luar daerah.
"Usaha budi daya perikanan laut merupakan satu prioritas kami sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam mendorong peningkatan pendapatan, terutama bagi nelayan dan warga pesisir," ucapnya.
ANTARA