TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Siak akan menambah luas areal tanam padi di daerah tersebut dengan mencetak 2.000 hektare lahan sawah baru. Bupati Siak Syamsuar mengatakan daerahnya saat ini menjadi wilayah utama produksi beras di Provinsi Riau jadi itu perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
"Upaya yang kami lakukan untuk meningkatkan produksi beras ini adalah dengan menambah areal persawahan baru, sekitar 2.000 hektare tahun ini," katanya, Kamis, 4 Agustus 2016. Menurut data pemerintah kabupaten, saat ini jumlah areal persawahan di wilayah itu seluas 4.675 hektare. Sedangkan untuk luas ideal lahan persawahan guna memenuhi kebutuhan beras setempat mencapai 7.511 hektare.
Rencananya, lahan persawahan baru yang telah diinventarisasi Pemkab Siak ini akan dibangun dan direalisasikan di Kecamatan Sungai Mandau. Selain membangun persawahan, kata Syamsuar, Pemkab juga mendorong peningkatan infrastruktur penunjang bagi petani padi, yaitu sistem irigasi atau pengairan sawah.
"Dengan upaya ini, kami ingin memastikan areal persawahan di Siak dapat berjalan dengan baik dan memberikan produksi padi maksimal," katanya. Di sisi lain, meski produksi padi terus diupayakan ada peningkatan, pengolahan hasil produksi dan distribusi di wilayah itu masih menjadi masalah.
Syamsuar menjelaskan, sebagian besar gabah basah produksi petani di Siak langsung dibeli oleh tengkulak dari daerah tetangga. Akibatnya, nilai tambah yang diharapkan bisa menyerap tenaga kerja dan menggerakkan ekonomi di areal produksi padi tidak didapatkan.
"Kalau sudah masuk masa panen, banyak truk milik para tengkulak datang membeli gabah basah petani. Karena ini soal penghasilan, kami tidak bisa melarang," katanya. Untuk mengantisipasi hal ini, Pemkab berharap ada pengusaha lokal yang mau membeli gabah basah petani sawah di Siak dan membangun kawasan pengolahan gabah menjadi padi siap jual.
Menyikapi kondisi ini, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan bakal melakukan evaluasi arah perekonomian dan rencana kerja pihaknya. "Pemda Riau sebelumnya periode 2004-2009 lalu gencar membangun rice processing complex (RPC) di beberapa lokasi, tapi akhirnya tidak berjalan karena Pemda tidak fokus," kata Rachman.
Untuk itu, masalah pengolahan gabah dan distribusi produksi petani di Siak perlu dibahas lebih lanjut bersama pemda di tingkat provinsi dan kabupaten terkait, termasuk bersama unsur TPID, guna melihat peluang pengembangan sektor pengolahan gabah dan padi di daerah tersebut.
Adapun menurut data Pemkab Siak, produksi padi daerah itu mencapai 25 ribu ton pada Agustus 2015 dan ditargetkan menjadi 40 ribu ton pada 2016.