TEMPO.CO, Jakarta - Para pilot maskapai penerbangan Lion Air yang dipecat pada Rabu, 3 Juli 2016, mengaku status mereka tak jelas sejak mereka melakukan aksi penundaan penerbangan. Para pilot dari Serikat Pekerja Pilot Lion Group itu menggelar aksi tersebut pada Mei 2016 di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, lantaran uang transportasi mereka belum dibayarkan.
"Kami sudah tidak tahu kami ini sebagai apa," ujar Mario T. Hasiholan, saat datang ke kantor Tempo, Selasa, 2 Agustus 2016. "Kami tanya tak digubris, kami disebut akan dibina tapi tak ada yang dilakukan kepada kami. Kami pun sudah tiga bulan tidak diberi izin untuk terbang."
Sebanyak 14 pilot maskapai penerbangan Lion Air dipecat pada Rabu, 3 Juli 2016. Mereka merupakan anggota Serikat Pekerja Asosiasi Pilot Lion Group. Pada 10 Mei 2016, mereka sempat melakukan aksi penundaan penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. (Baca: Lion Air Pecat dan Laporkan 14 Pilot ke Polisi)
Presiden Direktur Lion Air Edward Sirait dalam Rapat Dengar Pendapat di DPR RI, mengatakan para pilot yang mogok akan mendapatkan pembinaan internal perusahaan. Namun, dari pengakuan Mario dan kawan-kawannya, hal itu tak pernah dilakukan.
Mereka menyatakan aksi melakukan penundaan penerbangan juga buntut dari kekecewaan berkepanjangan terhadap manajemen Lion Air. Selama ini, kata Mario, pilot selalu menghadapi tekanan selama penerbangan. "Pekerjaan kami ini dijalani dengan beban berat. Tak ada supporting environment. Kami harus bisa menjadi orang kargo, mengurus ground handling juga," ujarnya.
Para pilot tak punya kepercayaan terhadap tim lain yang seharusnya mengurus hal tersebut. Penerimaan karyawan dilakukan dengan persyaratan seadanya. "Jadi mereka (karyawan lain) tak punya sense of belonging," kata Mario. Padahal, jika ada kesalahan sedikit saja, kata dia, nyawa pilot dan ratusan penumpang jadi taruhannya.
Kurangnya pegawai juga menjadi kendala utama. Lion Air, kata Mario, tak memiliki pilot stand by yang seharusnya bertugas jika kondisi darurat. Alhasil, jadwal penerbangan sering dikorbankan sehingga kerap ada delay.
Mario menjadi salah satu pilot yang ikut dipecat pihak Lion Air. Alasan utama pemecatan adalah pelanggaran aturan perusahaan yang telah diteken bersama sebelumnya. Selain memecat 14 pilot, Lion Air melaporkan para pilot ke Bareskrim Mabes Polri dengan tuduhan sabotase penerbangan yang menyebabkan keterlambatan.
PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) tak mengakui adanya asosiasi pilot di dalam tubuh perusahaan. Perseroan menyebut pilot yang mengatasnamakan Lion Air sebagai pilot bermasalah dan kerap melakukan kesalahan. “Mereka sering membantah pimpinan,” ujar Direktur Umum Lion Air Edward Sirait dalam konferensi pers di kantornya, Rabu, 3 Agustus 2016. Baca juga: Tak Ada Asosiasi Pilot dalam Perusahaan
EGI ADYATAMA