Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelaku Dana Pensiun Hanya Berani Patok 7-8 Persen

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
TEMPO/Suryo Wibowo
TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengelola dana pensiun lembaga keuangan atau DPLK memperkirakan imbal hasil yang dapat ditawarkan kepada peserta sepanjang 2016 hanya berkisar 7%-8%.

Suzwamela, Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (DPLK Generali), menyatakan saat ini peserta DPLK lebih dominan menempatkan jaminan hari tuanya di pasar uang.

 

“Lebih 55% peserta mempercayakan dananya di pasar uang,” kata Suzwamela, Senin (1 Agustus 2016). Adapun sisanya, tersebar di reksa dana saham maupun

reksa dana campuran. Dengan pilihan ini maka imbal hasil yang ditargetkan sangat dibatasi oleh tawaran bunga deposito dari bank. “Target kami tentu setinggi-tingginya , tetapi trennya sekarang sedang menurun.”

 

Suzwamela menyatakan pihak nya memasang target tinggi hingga 200%. Dari saat ini dana kelolaan Rp80 miliar, hingga akhir tahun ini diharapkan tumbuh menjadi hampir Rp200 miliar. Dari jumlah ini dana kelolaan baru ditargetkan paling sedikit Rp100 miliar. Syah Amondaris, Pelaksana Tugas Pengurus DPLK Mandiri, menuturkan upaya pemerintah menekan suku bunga membuat pengelola dana pensiun sulit menjanjikan imbal hasil seperti beberapa tahun lalu. Dia menyatakan walau bank membutuhkan likuiditas dan berani menawarkan suku bunga lebih tinggi, tetapi dengan patokan penjaminan dari Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) membuat pengelola dana pensiun memasang target imbal hasil tidak terlalu tinggi. “ROI (return on investment) diusahakan di atas 7%,” ujarnya.

 

DPLK Mandiri tahun ini menargetkan dapat menghimpun dana kelolaan Rp7 triliun. Dia menyatakan hingga semester I/2016 telah terhimpun dana kelolaan lebih dari Rp6 triliun. S.S. Setiawan, Pengurus DPLK Muamalat, menuturkan membaiknya kinerja pasar modal membuat aset industri serta imbal hasil ikut terdongkrak. Meski bursa terus menunjukan tren positif, dia menyatakan imbal hasil tidak dapat ditargetkan terlalu tinggi seiring kebijakan pemerintah menekan bunga deposito. Padahalsaat ini peserta DPLK lebih dominan menempatkan dananya dipasar uang.

 

DPLK Muamalat sendiri, katanya, menargetkan dapat meraup aset Rp1 triliun hingga akhir tahun. Dia menyatakan hingga semester I/2016 pihaknya telah mengumpulkan dana di atas Rp800 miliar. Setiawan mengestimasi imbal hasil hingga akhir tahun ini berkisar 7%—8%.

 

Target imbal hasil dalam kisaran serupa juga ditetapkan oleh DPLK BNI. Betty Alwi, Head DPLK BNI, menuturkan pihaknya menargetkan imbal hasil 1,5% diatas bunga deposito yang saat ini dijamin LPS sebesar 6,75%. Nur Hasan Kurniawan, Wakil Ketua Perkumpulan DPLK, mengungkapkan peningkatan nilai aset dan investasi DPLK terus mem baik. Hingga akhir tahun ini, dengan bergulirnya program tax amnesty , industri dapat meraup aset kelolaan hingga Rp80 triliun.

 

Dia menjelaskan hingga akhir kuartal I/2016 nilai total aset industri mencapai Rp54 triliun. Pihak nya menyatakan asset under management (AUM) industri DPLK mampu tumbuh signifikan hingga akhir Juni. “Sampai akhir Juni proyeksinya aset bisa mencapai Rp57 triliun –Rp58 triliun,” ungkapnya, pekan lalu.

 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan diketahui total aset DPLK pada Juni 2015 mencapai Rp41,98 triliun. Dengan demikian, proyeksi total aset DPLK per Juni

2016 tersebut bertumbuh sekitar 35%--38% (year-on-year/y-o-y).

 

SERTIFIKASI

Di sisi lain, Perkumpulan DPLK menargetkan proses sertifikasi bagi tenaga pemasar dapat dimulai pada awal tahun depan. Syarifudin Yunus, Kepala Bidang Humas Perkumpulan DPLK, menyatakan proses sertifikasi ini merupakan upaya  memperkuat industri. Dengan proses ini, katanya, tenaga penjual memiliki standar dan pengetahuan yang cukup mengenai produk DPLK. “Sertifikasi berlaku bagi seluruh tenaga penjual. Tahap pertama kami akan lakukan serentak untuk tenaga yang sudah ada,” kata Syarif.

 

Dia menyatakan proses sertifikasi ini telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan. Menurutnya, otoritas mendukung proses ini agar kapasitas pelaku di industri DPLK semakin baik. “Ke depannya kami harapkan seluruh tenaga di industri DPLK disertifikasi.”

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tiga Pejabat Jadi Tersangka Korupsi, Ini Langkah BTN

16 Februari 2020

BTN Genjot Kredit di Daerah
Tiga Pejabat Jadi Tersangka Korupsi, Ini Langkah BTN

Kasus korupsi ini terjadi di Bank BTN cabang Semarang, Jawa Tengah, dan Gresik, Jawa Timur.


BTPN Targetkan Modal Tumbuh Jadi Rp 30 Triliun pada 2021

1 Februari 2019

Bank BTPN. REUTERS/Enny Nuraheni
BTPN Targetkan Modal Tumbuh Jadi Rp 30 Triliun pada 2021

PT. Bank BTPN Tbk mengincar pertumbuhan modal pada 2021 menjadi sedikitnya Rp30 triliun.


Kuartal I/2017, BTPN Bukukan Laba Rp 478 Miliar  

27 April 2017

Bank BTPN. REUTERS/Enny Nuraheni
Kuartal I/2017, BTPN Bukukan Laba Rp 478 Miliar  

BTPN catat perolehan laba bersih senilai Rp 478 miliar pada periode kuartal pertama 2017, tumbuh 11 persen secara yoy.


BTPN Kembangkan Fintech Lewat Wow dan Jenius

6 September 2016

TEMPO/Prima Mulia
BTPN Kembangkan Fintech Lewat Wow dan Jenius

BPTN menginvestasikan Rp 500 miliar untuk mengembangkan fintech dengan meluncurkan BTPN Wow dan Jenius.


BTPN Investasikan Rp 500 Miliar untuk Fintech  

12 Agustus 2016

Bank BTPN. REUTERS/Enny Nuraheni
BTPN Investasikan Rp 500 Miliar untuk Fintech  

BTPN menginvestasikan Rp 500 miliar untuk mengembangkan financial technology (fintech) berupa aplikasi mobile sejak awal tahun lalu.


Penyaluran Kredit UMKM Bank BTPN Capai Rp61,6 Triliun

26 Juli 2016

TEMPO/Fahmi Ali
Penyaluran Kredit UMKM Bank BTPN Capai Rp61,6 Triliun

"...kredit yang akan melambat sebagai imbas dari masih melemahnya daya beli masyarakat. Untuk itu, kami bersyukur kredit BTPN tumbuh 11%"


Hari Ini BTPN Bayar Bunga Obligasi Sekitar Rp 14,96 Miliar

3 Mei 2016

Bank BTPN. REUTERS/Enny Nuraheni
Hari Ini BTPN Bayar Bunga Obligasi Sekitar Rp 14,96 Miliar

Bank BTPN melakukan pembayaran bunga senilai Rp14,96 miliar atas penerbitan obligasi yang diterbitkan perseroan.


Dana Pihak Ketiga di BTPN Bertumbuh 12 Persen, Dari Mana?  

11 Desember 2015

TEMPO/Fahmi Ali
Dana Pihak Ketiga di BTPN Bertumbuh 12 Persen, Dari Mana?  

Pencapaian kinerja dan penambahan dana pihak ketiga tak lepas dari keyakinan BTPN dalam pemberdayaan nasabah.


Jaga Pertumbuhan Kredit, Bank BTPN Andalkan Usaha Mikro

24 Juni 2015

Bank BTPN. REUTERS/Enny Nuraheni
Jaga Pertumbuhan Kredit, Bank BTPN Andalkan Usaha Mikro

Bank BTPN andalkan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menjaga pertumbuhan kredit.


Kredit Tumbuh, Laba BTPN di 2014 Malah Merosot

3 Maret 2015

TEMPO/Prima Mulia
Kredit Tumbuh, Laba BTPN di 2014 Malah Merosot

Kenaikan suku bunga deposito berpengaruh terhadap biaya dana BTPN.