TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyatakan dukungannya atas penyelenggaraan ASEAN G2B Infrastructure Investment Forum pada 8-11 November. Acara yang digelar dalam rangka Indonesia Infrastructure Week 2016 itu akan membahas tantangan masa depan yang dihadapi ASEAN dalam tahapan pembangunan proyek infrastruktur.
Menurut Thomas, pembangunan infrastruktur merupakan fokus utama pemerintah dalam mempercepat agenda pembangunan nasional. "Pembangunan infrastruktur merupakan landasan utama reformasi perekonomian. Event ini bagus sekali untuk mensinergikan rencana Indonesia dengan Master Plan for ASEAN Connectivity 2025," katanya di Gedung BKPM, Jakarta, Senin, 1 Agustus 2016.
Thomas menilai forum ini akan menjadi wadah bagi pemerintah negara-negara ASEAN untuk mendiskusikan kesempatan investasi domestik dan regional yang tercantum dalam Master Plan for ASEAN Connectivity 2025. "Memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN, integrasi dan konektivitas dalam perekonomian, perdagangan, dan investasi sangat penting," tuturnya.
Karena itu, sebagai gerbang utama bagi pebisnis, BKPM akan terus menyokong investasi langsung, baik dari dalam maupun luar negeri, dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif. "BKPM akan terus memfasilitasi dan memberikan bantuan bagi investor, terutama dalam menyalurkan minat investasi di sektor infrastruktur," ucapnya.
Wakil Tetap Republik Indonesia untuk ASEAN, Rahmat Pramono, menambahkan bahwa Master Plan for ASEAN Connectivity 2025 akan disahkan para kepala negara-negara ASEAN pada September mendatang. "Pelaksanaan ASEAN G2B Infrastructure Investment Forum ini akan menjadi salah satu langkah awal dalam mengimplementasikan master plan yang baru," katanya.
Rahmat pun mengatakan forum ini akan menjadi langkah awal bagi pemerintah dan swasta untuk memulai kemitraan yang sinergis dalam implementasi master plan tersebut. "Integrasi penting bagi ASEAN untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Forum ini adalah forum yang sangat tepat agar investor dapat melihat peluang-peluang yang ada dalam pembangunan infrastruktur di ASEAN," ujarnya.
Rencananya, Indonesia Infrastructure Week 2016 akan dihadiri 350 perusahaan peserta pameran dan 16 ribu pengunjung untuk berkontribusi dalam agenda infrastruktur nasional. Tahun lalu, Indonesia Infrastructure Week dikunjungi 13.620 orang, termasuk peserta internasional dari 35 negara dan menghasilkan nilai transaksi sekitar US$ 9,6 miliar.
ANGELINA ANJAR SAWITRI