TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah membidik sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara terkait ASEAN Banking Integration Framework (ABIF). Adapun hari ini, OJK akan menandatangani kerja sama dengan Malaysia.
“Kami bidik Thailand, tapi diawali dulu dari Malaysia” ujar Deputi Komisioner Pengawas Perbankan 1 Otoritas Jasa Keuangan Mulia E Siregar saat konferensi pers di gedung OJK, Senin, 1 Agustus 2016.
Mulia menambahkan negara-negara yang masuk dalam ASEAN Five, seperti Singapura, Thailand, dan Filipina memang akan menjadi sasaran kerja sama bilateral. Namun, yang kini tengah dalam persiapan adalah Thailand.
“Thailand dulu, kalau Singapura agak susah masuknya,” kata Mulia. Namun tak menutup kemungkinan bila kerja sama digelar dengan negara ASEAN lainnya, seperti Myanmar dan Vietnam.
Baca Juga: PM Malaysia ke Indonesia Hadiri World Islamic Economic Forum
Hari ini OJK bersama Bank Negara Malaysia (BNM) akan menandatangani perjanjian bilateral. Penandatanganan tersebut merupakan bagian dari ABIF. “Perjanjian ini bertujuan untuk mengurangi ketimpangan dalam akses pasar dan kegiatan perbankan kedua negara,” kata Mulia.
Dalam kerja sama nanti, akan ada pengaturan terkait dengan bank-bank yang memenuhi persyaratan terentu (Qualified ASEAN Bank/QAB) di yuridiksi masing-masing. Prinsip yang akan diterapkan, adalah prinsip timbal balik yang seimbang.
Simak: Peserta Amnesti Pajak Jangan Tunggu Akhir September
Penandatangan perjanjian dengan BNM juga bertepatan denagan pelaksanaan Pertemuan Konsultasi Tahunan XI Indonesia. Kerja sama Ini ditandatagani Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad dengan Gubernur Bank Negara Malaysia Datuk Muhammad bin Ibrahim.
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dijadwalkan akan menjadi saksi dalam penandatangan perjanjian kerja sama tersebut. Acara tersebut akan diadakan di Istana Merdeka sore nanti.
BAGUS PRASETIYO