TEMPO.CO, Jakarta - Implementasi perusahaan holding energi diprediksi akan menghemat investasi sebesar US$ 1,7 miliar untuk lima tahun ke depan. Kebijakan holding juga dinilai dapat mengefisiensikan dana yang selama ini dikeluarkan untuk Pertamina dan Perusahaan Gas Negara (PGN).
“Kami menemukan bahwa kemudian holding ini jadi dilaksanakan, kita bisa mendapat penghematan
investasi sekitar US$ 1,7 miliar per lima tahun ke depan. Ini menunjukkan bahwa ada efisiensi yang sangat tinggi,” Vice President for Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Wianda Pusponegoro, saat ditemui wartawan dalam acara Pertamina Days di Mal Kota Kasablanka, Jumat, 29 Juli 2016.
Wianda mengatakan Pertamina memiliki dana investasi yang sangat besar setiap tahun, yaitu sekitar US$ 4,5-5 miliar. Dana investasi PGN tidak sebesar yang dimiliki Pertamina. “Pertamina sangat berkomitmen untuk pengembangan PGN ke depan,” katanya.
Baca Juga: Holding Energi, PGN Akses Langsung ke Sumber Gas
Wianda menambahkan, holding company merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Ia menyebutkan sebagian besar pasokan gas PGN berasal dari Pertamina. Biaya operasional pun diharapkan dapat ditekan bila sistem holding company diimplementasikan.
“Ini mengakibatkan harga gas ke masyarakat harapannya akan sangat kompetitif atau bahkan bisa turun,” ujar Wianda.
Simak Pula: Menteri Rini Sampaikan Wacana Ubah BUMN Jadi Super-Holding
Wianda memprediksi harga gas dapat turun hingga 10 persen. Implementasi sistem holding company juga diharapkan dapat membuat pembangunan akses gas ke masyarakat berlangsung lebih cepat.
Windia berujar, implementasi holding company migas ini nantinya akan memberi dampak positif bagi seluruh pihak. Dari masyarakat, pemerintah, pemilik saham publik PGN, dan karyawan PGN. “Kita melihat semua sisi yang digarap nanti dampaknya sangat positif.”
ARDITO RAMADHAN