TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan layanan media sosial, Twitter, mengakui adanya perlambatan pertumbuhan internal perusahaan selama kuartal kedua tahun ini. "Pendapatan kuartal kedua hanya naik 20 persen menjadi US$ 602 juta (Rp 7,92 triliun)," kata Direktur Keuangan Twitter Anthony Noto, seperti dilansir BBC News, Rabu, 27 Juli 2016.
Anthony menjelaskan, pada kalender yang sama tahun lalu, perusahaannya dapat tumbuh hingga 61 persen. Diperkirakan penurunan pertumbuhan Twitter mencapai US$ 107 juta atau Rp 1,4 triliun dibanding tahun lalu. Tapi Twitter mengalami peningkatan, terutama dalam jumlah pengguna aktif bulanan (MAU) sebanyak 3 persen.
Total pengguna sedikitnya 313 juta orang yang bergabung dalam metrik pengiklan. Catatan ini meningkat ketimbang tahun lalu yang hanya 310 juta. "Kami tetap percaya. Dengan disiplin terhadap prioritas, kami dapat mendorong keterlibatan berkelanjutan dan pertumbuhan penonton dari waktu ke waktu," ucap Noto.
Saat ini saham perusahaan mengalami penurunan lebih dari 9 persen dalam perdagangan bursa efek. Anthony mengaku berkonsentrasi untuk meningkatkan jumlah pengguna. Hal ini sebagai upaya Twitter menghadapi persaingan bisnis daring. Apalagi saat ini Twitter telah disaingi Snapchat dan Instagram.
Perusahaan ini telah mengumumkan serangkaian kemitraan untuk membuat fitur streaming acara. Pada April lalu, Twitter mengumumkan kemitraan dengan Liga Sepak Bola Amerika Serikat (National Football League US) untuk layanan live streaming bagi sepuluh pertandingan pada musim kompetisi mendatang.
Pakar media menuturkan kerja sama ini dapat memiliki dampak jangka panjang mengingat adanya keterlibatan pengguna media sosial. Sebelumnya, Kepala Eksekutif Twitter Jack Dorsey mengatakan pihaknya yakin, di roadmap produk, Twitter mengalami peningkatan dalam hal keterlibatan pengguna media sosial.
"Kami dapat melihat manfaat langsung dari perubahan produk kami baru-baru ini," ujar Dorsey. Seperti yang diharapkan beberapa analis, Twitter mengalami kemajuan dari pendapatan iklan musiman. Saat ini pendapatan iklan perusahaan yang berbasis di San Francisco, California, itu meningkat 18 persen menjadi US$ 535 juta.
BBC NEWS | AVIT HIDAYAT