TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, pada kuartal I/2016 realisasi investasi di Sumatra tumbuh 57 persen (year-on-year) menjadi Rp33 triliun. Adapun pertumbuhan secara provinsi tertinggi di Sumatra Selatan (385 persen), Sumatra Barat (177 persen), dan Jambi (34 persen).
Tahun lalu, realisasi investasi di Sumatra mencapai Rp84 triliun, naik 19 persen dan melebihi pertumbuhan nasional sebesar 17,8 persen. Jumlah proyek investasi pun meningkat 113 persen menuju 2.823 proyek, dengan penyerapan tenaga kerja lokal bertambah 13 persen.
Kepala BKPM Franky Sibarani menuturkan, untuk mendorong perekonomian dan menciptakan lapangan kerja, pihaknya akan bersinergi dengan pemerintah daerah di seluruh Sumatera agar dapat bersiap menerima investor. Menurutnya, paradigma pemberi izin harus berubah menjadi penyedia layanan investasi.
BKPM pun mencatat 120 investor akan menghadiri acara pemasaran investasi Regional Investment Forum (RIF) di Palembang, Sumatera Selatan, pada Selasa (26 Juli 2016). Franky menyampaikan, acara RIF yang mengangkat tema Exploring Sumatra's Potentials for Quality Investments bertujuan mendorong investasi di wilayah Sumatera, khususnya Sumatera Selatan. Pulai ini memiliki potensi investasi yang cukup besar di sektor manufaktur dan pariwisata.
"Di Sumatera terdapat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sedang dikembangkan. Selain itu, investasi di sini juga didukung ketersediaan bahan mentah, sumber energi, tenaga kerja, pasar nasional dan ekspor, serta keunggulan lokasi yang dekat jalur pelayaran Selat Malaka," paparnya dalam siaran pers, Senin (25 Juli 2016).
Adapun kegiatan RIF menjadi acara rutin tahunan BKPM dan merupakan salah satu forum investasi terbesar di Tanah Air. Penyelenggaran acara selalu dilakukan di kota yang berbeda.