TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memanggil lima menteri ke Istana Presiden pada Jumat siang, 22 Juli 2016. Kelima menteri itu adalah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah Agung Gede Ngurah Puspayoga, Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Menurut para menteri, mereka dipanggil tidak terkait dengan pergantian menteri seperti diisukan selama ini.
"Beliau (Presiden) menanyakan soal irigasi tersier," kata Amran di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Amran menyebutkan, pada 2015, kementerian membantu perbaikan irigasi tersier untuk mengairi 2,4 juta hektare lahan. Amran menyebutkan, dibanding pada 2014, luas lahan yang bisa diairi meningkat hampir empat kali lipat.
Menteri Amran juga melaporkan adanya peningkatan cetak lahan sawah baru. Sementara pada 2014 sebanyak 30 ribu hektare lahan sawah baru yang tercetak, ia mengklaim pada 2016 (per hari ini) naik menjadi 100 ribu hektare. "Ini sudah dicek Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan," ujarnya.
Sementara lahan sawah baru sudah diperiksa BPKP, untuk irigasi tersier belum. Amran menyatakan sudah berkoordinasi dengan BPKP akan memeriksanya hingga ke tingkat kelompok tani.
Sebelumnya, dalam rapat terbatas pembenahan infrastruktur pangan, Senin lalu, pemerintah akan fokus membenahi saluran irigasi selama tiga bulan ke depan. Namun Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, sebelum melakukan perbaiki, pemerintah akan mendata lebih dulu jumlah irigasi yang rusak.
Upaya perbaikan irigasi penting didahulukan untuk mengantisipasi datangnya musim kemarau. Sebab, kata Darmin, keberhasilan produksi pangan, seperti jagung dan padi, ditentukan kualitas irigasi.
ADITYA BUDIMAN