TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan, dalam perdagangan hari ini, dibuka turun tipis 0,03 persen atau 1,80 poin ke level 5.215,17. Pada pukul 09.30 WIB, IHSG belum menunjukkan tanda-tanda penguatan dengan kembali turun 0,4 persen atau 19,99 poin ke level 5.196,98.
Sebelumnya, IHSG ditutup turun 0,49 persen atau 25,85 poin ke level 5.216,97. Kemarin IHSG bergerak dalam rentang 5.213,99-5.242,82. Dari 534 saham yang diperdagangkan, 111 saham menguat, 181 saham melemah, dan 242 saham stagnan.
Delapan dari sembilan indeks sektoral pada IHSG terpantau melemah, didorong sektor konsumer yang turun 0,8 persen, serta finance dan manufaktur, yang masing-masing turun 0,7 persen dan 0,6 persen. Sektor agrikultur naik tipis 0,3 persen.
Menurut analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, pelemahan IHSG hari ini diakibatkan aksi ambil untung lanjutan, menyusul antisipasi pemodal atas rilis laba 2Q16 sejumlah emiten sektoral dan koreksi di sejumlah harga komoditas.
Di sisi lain, kata dia, harga saham sektoral saat ini dinilai relatif mahal. Padahal kinerja perekonomian domestik masih menghadapi tantangan perlambatan, sehingga belum mencerminkan pertumbuhan kinerjanya.
"IHSG berada dalam support di angka 5.180 dan resistan di level 5.260, cenderung koreksi dalam rentang konsolidasi," ucapnya.
Menurut Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada, ditetapkannya BI Rate untuk tetap berada di level 6,5 persen membuat pelaku pasar merespons negatif kabar tersebut. Hal itu dijadikan momentum untuk merealisasi tingkat keuntungannya.
"Meski begitu, koreksi ini masih dalam kategori wajar, mengingat kenaikan IHSG sudah sangat signifikan dalam 4 hari terakhir," ucapnya.
Reza memperkirakan pergerakan IHSG masih berpotensi cenderung turun, mengingat hari ini merupakan perdagangan akhir pekan yang rawan akan aksi profit taking. "Tetap waspadai berbagai sentimen," katanya.
DESTRIANITA K