TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru tengah berupaya meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi. Dalam kunjungannya ke Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Joko Widodo mengatakan ada tiga sektor utama yang menjadi perhatian kedua negara. Dua di antaranya ialah energi terbarukan dan peternakan.
Setelah menggelar pertemuan dengan rombongan Selandia Baru yang dipimpin Perdana Menteri John Key, Presiden Jokowi menyebut ada 22 pimpinan perusahaan asal Selandia Baru yang terlibat pertemuan kedua negara. "Kunjungan ini merupakan manifestasi keinginan Selandia Baru memperkuat hubungan," katanya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 18 Juli 2016.
Ada tiga bidang kerja sama yang dibahas. Pertama, Jokowi menjelaskan, kedua negara berkomitmen meningkatkan investasi. Indonesia akan mengekspor buah-buahan tropis, seperti mangga dan salak. Sedangkan Selandia Baru akan memperluas investasi di sektor pengelolaan produk susu dan turunannya.
Kedua, sektor energi terbarukan menjadi prioritas kerja sama. Geotermal dan optimalisasi energi tenaga air menjadi perhatian Indonesia dan Selandia Baru.
Ketiga, kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama di bidang peternakan, khusus daging sapi. "Indonesia mengundang investasi untuk leading sector," ucap Jokowi.
Perdana Menteri Selandia Baru John Key menyambut baik penguatan kerja sama pemerintahan mereka dengan Indonesia. Key berpendapat, Indonesia mempunyai posisi yang strategis dan suara yang kuat di wilayah Asia Tenggara. Apalagi perekonomiannya berpeluang terus berkembang. "Kami senang ada dokumen kerja sama yang disepakati," ucapnya.
Setidaknya, ada tiga menteri yang meneken kerja sama dengan perwakilan pemerintah Selandia Baru. Menteri-menteri itu ialah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, serta Menteri Pariwisata Arif Yahya.
ADITYA BUDIMAN