TEMPO.CO, Bogor - Pemerintah Kabupaten Bogor meminta Pemerintah Pusat mengubah jalur Light rail Transit (LRT) atau kereta ringan dari stasiun Cibinong ke dua wilayah Kecamatan Gunungputri dan daerah Cibanon, Kecamatan Sukaraja. Alasan perubahan ini adalah efektivitas pengembangan wilayah baru di Kabupaten Bogor.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Pappeda) Kabupaten Bogor Syarifah Sofiyah mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan pihak Kementrian Perhubungan dan menyampaikan permintaan agar jalur LRT bisa dibangun hingga Gunungputri dan Stasiun LRT yang awalnya di Cibinong dipindah ke daerah Cibanon.
"Usulan untuk mengubah stasiun dan menambah jalur LRT ke Gunungputri sudah disampaikan Maret lalu, dengan harapan agar Kemenhub dapat memasukkan perubahan jalur ini dapat dimasukan dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) hingga 2030 mendatang," kata dia.
Alasan perlunya jalur LRT bisa sampai Gunungputri itu, bukan hanya untuk mengurangi beban kemacetan lalu lintas jalan di jalur Transyogi, juga bertujuan untuk pengembangan wilayah dan kota baru di Kabupaten Bogor. "Di daerah perbatasan Gunungputri dan Kota Depok sedang dikembangkan kota baru dengan membangun 36 tower apartemen, sehingga sasaran pengguna transportasi masal LRT sudah jelas," kata dia.
Syarifah mengatakan, keuntungan lain jalur LRT dan pembangunan jalur Transit Oriented Development (TOD) di Gunungputri dapat masyarakat dapat menggunakan transportasi madal karena terkoneksi dengan Stasiun Nambo,"Bahkan kedepanya akan adanya penambahan jalaur KRL dari Stasiun Nambo hingga Bekasi,"kata dia.
Dia mengatakan Pemkab Bogor juga mengusulkan agar Stasiun LRT di Cibinong dipindah ke daerah Cibanon, "Kami berharap stasiun LRT dari arah Jakarta bukan hanya di Sentul tapi ditambah satu yakni di Cibanon sebelum akhirnya menuju Kota Bogor,"kata dia.
Rencana pembangunan TOD dan stasiun LRT di Cibanon akan berkaitan dengan rencana penataan transportasi untuk wilayah jalur Puncak mendatang, karena kondisi lalu lintas di jalur puncak saat ini sanagat parah. "Kami berharap kedepannya, masyatakat yang akan ke Puncak menggunakan transportasi masal, jenisnya tranportasinya bisa BRP bahkan menggunakan cable car, "kata dia.
Menurutnya, Pemkab Bogor memilih Cibanon untuk lokasi TOD dan Stasiun LRT ini, karrna sudah ada dua swasta yang siap dan akan menghibahkan lahannya. "Pemerintah pusat tidak usah khawatir masalah kendala pembebasan lahan, karena sudah ada dua swasta yang akan menghibahkan lahanya," kata dia.
Kedua swasta itu yakni, PT Olimpic yang siap menghibahkan lahanya seluas 5 hektare, dan PT Summarecon siap menghibahkan lahan dengan luas 2 hingga 10 hektar. "Di lahan ini selain stasiun LRT, kedepanya kami juga dapat membangun gedung parkir konsep park and ride, jadi semua kendaraan warga yang akan ke puncak disimpan disin dan mereka melanjutkan menggunakan transportasi masal yang kami siapkan," kata dia.
Dia mengatakan, dengan diusulkannya Cibanon untuk Stasiun LRT, Pemkab Bogor juga minta Pemerintah pusat mengubah jalur LRT dari sebelah kiri ke kanan. "Kami berharap permintaan Pemkab Bogor untuk mengubah jalur LRT ini dimasukan dalam RITJ yang sebelum disahkan menjadi Perpres yang berlaku hingga tahun 2030 mendatang," kata dia.
Bupati Bogor Nurhayanti mengatakan, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Kementrian Perhubungan agar semua konsep transportasi di Kabupaten Bogor masik dalam rancangam RITJ. "Kami diberi waktu sangat singkat agar rencana transportasi ke depan di Kabupaten Bogor dapat masuk dalam RITJ,"kata dia.
Bahkan usulan-usulan adanya perubahan dan penambahan jalur LRT di Kabupaten Bogor pun sudan disampaikan langsung pada Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Elly Adriani Sinaga saat berkunjung ke Kanupaten Bogor. "Semua sudah kami sampaikan pada Ibu Elly saat berkunjung ke kabupaten Bogor untuk merancang RITJ hingga 2030 mendatang, dan beliau sangat menyambuat positif usulan kami," kata dia.
Riska Widiastuti, 25 tahun, salah seorang warga Bogor berharap banyak akan rencana pembangunan LRT secepatnya sampai ke wilayah Bogor, karena saat ini kondisi kemacetan lalu lintas bukan hanya terjadi pada akhir pekan. "Mudah-mudahan setelah jalur LRT tembus sampai Bogor, banyak masyarakat yang memilih LRT jika melihat di negara lain, merupakan transportasi yang nyaman," kata dia.
M SIDIK PERMANA