TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan impor daging kerbau akan dilakukan tak hanya dari India, melainkan juga beberapa negara lain. Hal terpenting, menurut Amran, adalah daging itu bebas dari penyakit mulut dan kuku atau PMK.
"Beri semua kesempatan seperti Brasil, Spanyol, Australia, dan Meksiko," kata Amran saat ditemui dalam acara halalbihalal di kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa, 12 Juli 2016.
Ketika ditanyakan mengenai status India yang dianggap belum bebas PMK, Amran menjawab karena itulah aturannya diubah dari country based menjadi zone based. "Kami lihat nanti, sudah survei tiga kali ke sana," ucap Amran.
Istilah country based mengacu kepada mengimpor daging di negara yang sudah bebas 100 persen PMK. Sedangkan zone based mengacu kepada impor di negara-negara yang belum 100 persen bebas PMK. Misalnya ada di wilayah di India yang sudah bebas PMK, dan ada juga yang tidak.
Amran menambahkan, target konsumennya adalah seluruh masyarakat. Kementerian Pertanian nantinya akan menggulirkan stok daging kerbau berapa pun yang dibutuhkan pasar. "Berapa saja permintaan pasar, kami akan gulirkan masuk (ke pasar)."
Amran juga mengungkapkan bahwa nantinya masyarakat perlahan-lahan akan menyukai daging kerbau. Hal ini diucapnya ketika ditanyakan mengenai masyarakat Indonesia yang belum familiar dengan daging kerbau. "Daging frozen dulu katanya enggak laku, kemarin berapa ton habis."
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan pada Juli ini, daging kerbau asal India akan memasuki Indonesia. Begitu sampai Indonesia, daging itu akan segera dilempar ke pasar. Industri yang selama ini menyerap daging sapi dengan harga mahal, akan menjadi target utama pemerintah untuk memasukkan daging itu.
DIKO OKTARA