Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Paca Keputusan Cina, Pasokan Baja Tak Berdampak ke Nasional

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Pekerja memasngkan mesin pada truk lapis baja KrAZ-6322RA saat menyelesaikan pembuatannya di Pabrik AutoKrAZ, Kremenchuk, Ukraina, 14 Juni 2016. Truk KrAZ-6322RA dipersiapkan untuk pertahanan Ukraina. REUTERS/Valentyn Ogirenko
Pekerja memasngkan mesin pada truk lapis baja KrAZ-6322RA saat menyelesaikan pembuatannya di Pabrik AutoKrAZ, Kremenchuk, Ukraina, 14 Juni 2016. Truk KrAZ-6322RA dipersiapkan untuk pertahanan Ukraina. REUTERS/Valentyn Ogirenko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Cina untuk mengurangi kapasitas bajanya sebesar 45 juta ton pada tahun ini tidak akan berdampak signifikan tehadap pasokan baja dalam negeri karena jumlah tersebut masih kecil dibanding kapasitas terpasangnya. 

Sebelumnya, Pemerintah Cina berencana untuk memangkas kapasitas produksi baja sebesar 45 juta ton pada tahun ini, bahkan pemerintah negeri itu berjanji akan memangkas kapasitas bajanya mencapai 50 juta ton-100 juta ton pada 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi tuntutan perbaikan lingkungan.

Direktur Eksekutif Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) Hidayat Triseputro mengatakan keputusan China tersebut tidak akan berpengaruh signifikan pada industri dalam negeri.

“Tergantung Cina mau jual sisanya dari 45 juta ton ke mana. Sebetulnya dengan kapasitas mereka yang masih besar sekali, itu belum signifikan. Sejauh yang saya tahu, ekspornya masih banyak di Asean dan masih membanjir,” katanya kepada Bisnis pekan lalu. 

Menurut data dari asosiasi baja dunia atau worldsteel, produksi baja Cina pada 2015 mencapai 803,8 juta ton. Angka tersebut sudah mengalami penurunan sekitar 19 juta ton dibanding tahun sebelumnya. 

Hingga saat ini Cina memproduksi hampir 50% dari produksi baja dunia. Adapun ekspor baja Cina mencapai 111,6 juta ton pada 2015. 

Hidayat mengemukakan dampak pemangkasan kapasitas baja Cina baru akan terasa jika negara itu mengurangi ekspornya ke Asean terutama untuk produk hilir. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kalau mereka membanjiri impor finished product akan sangat mengganggu industri dalam negeri. Bila hulu silakan saja karena beberapa industri masih membutuhkan impor. Namun, khusus produk hilir tidak ada masalah,” ujarnya. 

South East Iron & Steel Industry (SEAISI) menyebutkan Indonesia telah mengimpor sekitar 3 juta ton baja dalam bentuk rebar (baja kembangan).

Dalam catatan tersebut, produk rebar yang merupakan produk hilir menjadi produk yang paling banyak diimpor oleh negara Asean. 

Dia mengatakan pemangkasan baja Cina kali ini tidak akan lantas memengaruhi kenaikan harga. Adapun pergerakan industri baja dalam negeri pada kuartal II masih menunggu realisasi penyerapan dari proyek pemerintah. 

“Proyek pemerintah itu kan apapun belanjanya idealnya mengambil dari dalam negeri. Lalu kalau di hilir diganggu terus oleh produk impor, orang mau investasi di sini repot, jadi harus diamankan dulu pasarnya,” katanya.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Permintaan Meningkat 17,9 Juta Ton, Impor Baja RI Tembus 14 Persen

6 November 2023

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengangkat Purwono Widodo sebagai Direktur Utama baru menggantikan Silmy Karim. ANTARA/HO - Krakatau Steel
Permintaan Meningkat 17,9 Juta Ton, Impor Baja RI Tembus 14 Persen

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS, Purwono Widodo, mengungkap permintaan baja Indonesia meningkat menjadi 17,9 ton pada 2023.


Industri Baja RI Disebut sebagai Sektor yang Menarik untuk Investasi, karena...

6 November 2023

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengangkat Purwono Widodo sebagai Direktur Utama baru menggantikan Silmy Karim. ANTARA/HO - Krakatau Steel
Industri Baja RI Disebut sebagai Sektor yang Menarik untuk Investasi, karena...

Secara jangka panjang, ASEAN terutama Indonesia, masih menjadi wilayah yang menarik untuk investasi di industri baja.


Industri Peleburan Baja Kena Sanksi Administratif DKI, Operasional Cerobong Harus Dihentikan Sementara

9 September 2023

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta kembali memberikan sanksi administratif paksaan pemerintah pada industri yang melanggar aturan lingkungan, kali ini sasarannya Industri Peleburan Baja PT Jakarta Central Asia Steel, Sabtu, 9 September 2023./Dok. Humas DLH DKI Jakarta
Industri Peleburan Baja Kena Sanksi Administratif DKI, Operasional Cerobong Harus Dihentikan Sementara

Dinas Lingkungan Hidup DKI memberikan sanksi administratif kepada salah satu industri peleburan baja. Aktivitas cerobong harus dihentikan sementara.


Ekspor Produk Baja Naik Pesat Menjadi 5,2 Juta Ton pada 2021

2 Desember 2022

Pekerja mengecek rangka baja saat pembuatan beton pracetak di fasilitas milik PT Adhi Persada Beton (APB) anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk di Sadang, Purwakarta, Jawa Barat, 29 April 2015. Produk beton precast APB ini selain untuk memenuhi kebutuhan internal proyek-proyek konstruksi ADHI juga menyuplai ke Papua dan ekspor ke Timor Leste. Tempo/Tony Hartawan
Ekspor Produk Baja Naik Pesat Menjadi 5,2 Juta Ton pada 2021

Ekspor produk baja meningkat pesat dari 1,3 juta ton pada tahun 2017 menjadi 5,2 juta ton pada tahun 2021.


Kemendag Targetkan Ekspor Besi dan Baja di Tahun Ini USD 30 Miliar

26 Juli 2022

Ilustrasi Ekspor Import. Getty Images
Kemendag Targetkan Ekspor Besi dan Baja di Tahun Ini USD 30 Miliar

Kemendag menargetkan ekspor baja dan besi US$ 30 miliar pada 2022.


Kerugian Negara di Kasus Krakatau Steel Ditaksir Mencapai Rp 6,9 Triliun

18 Juli 2022

Kerugian Negara di Kasus Krakatau Steel Ditaksir Mencapai Rp 6,9 Triliun

Kejaksaan Agung memulai penyidikan kasus korupsi dalam proyek pembangunan pabrik blast furnace complex di PT Krakatau Steel tahun 2011.


Krakatau Steel Cetak Laba Bersih Rp 896,1 Miliar, Naik 174 Persen

1 April 2022

Suasana pembuatan baja di Pabrik Krakatau Steel, Cilegon, Banten, 26 November 2014.  PT Krakatau Steel resmi memiliki pabrik pipa baja, melalui anak usahanya PT KHI Pipe Industry. TEMPO/Tony Hartawan
Krakatau Steel Cetak Laba Bersih Rp 896,1 Miliar, Naik 174 Persen

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk membukukan laba bersih Rp 896,1 miliar sepanjang 2021, mengakhiri kerugian yang dialami delapan tahun berturut-turut.


2022, Kimin Tanoto Optimistis Kinerja Industri Baja Meningkat

17 Desember 2021

2022, Kimin Tanoto Optimistis Kinerja Industri Baja Meningkat

Banyak faktor turut mempengaruhi kinerja industri baja pada 2022. Mulai dari pertumbuhan ekonomi dunia hingga rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur.


Efisiensi, Dirut Krakatau Steel Sebut Jumlah Pegawai Ideal 2.500 di Akhir 2021

25 September 2021

Logo Krakatau Steel.
Efisiensi, Dirut Krakatau Steel Sebut Jumlah Pegawai Ideal 2.500 di Akhir 2021

Dirut Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan perseroan bakal terus mengurangi jumlah pegawai hingga akhirnya berjumlah 2.500 orang pada akhir 2021.


Dirut Krakatau Steel: Pabrik Hot Strip Mill 2 Pangkas Biaya Operasi 25 Persen

21 September 2021

Jokowi hadiri peresmian Pabrik Industri Baja PT. Krakatau Steel (persero) Tbk, Kota Cilegon. Youtube
Dirut Krakatau Steel: Pabrik Hot Strip Mill 2 Pangkas Biaya Operasi 25 Persen

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengklaim pabrik Hot Strip Mill 2 mampu menghasilkan lembaran baja dengan kualitas terbaik.