TEMPO.CO, Jakarta - Lonjakan kenaikan harga daging ayam belum juga terkendali pada H-1 Lebaran atau Selasa (5 Juli 2016) yang menembus Rp45.000 per kilogram di pasar tradisional di Kota Bandung.
Meski harga daging ayam semakin meroket mendekati Lebaran, para pembeli tetap menyerbu para pedagang ayam di Pasar Tradisional Cijerah, Kota Bandung. Salah seorang pembeli mengaku tetap membeli daging ayam sebagai persiapan memasak opor untuk disajikan dengan ketupat setelah salat Idulfitri, besok, Rabu (6 Juli 2016).
“Walaupun harganya cukup mahal, saya beli karena rasanya ada yang kurang kalau Lebaran enggak masak opor ayam,” kata Mimin, warga yang rumahnya tak jauh dari pasar tradisional tersebut, seperti dilansir dari situs resmi Pemerintahan Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan pantauan, hampir semua pedagang ayam di pasar tradisional tersebut kebanjiran konsumen. Sudah menjadi hukum pasar, ketika permintaan membludak, maka harga akan melonjak.
“Kemarin, hari Senin [H-2, 4 Juli 2016) saya membeli daging ayam Rp40.000 per kilogram. Sekarang naik jadi Rp 45.000 per kilogram,” tambahnya. Berdasarkan keterangan Persatuan Pedagang Pasar dan Warung Tradisional (Pesat) Jawa Barat, pasokan ayam menjelang Lebaran jumlahnya terbatas dengan harga yang sudah dipatok tinggi dari pemasok.
“Kami pun sebetulnya bagian dari masyarakat, kami mengharapkan pemerintah dapat menstabilkan harga dengan melakukan audit. Konsumen pun akan diuntungkan,” kata Sekretaris Umum Pesat Jabar Muslim Arif.
Dia memprediksi harga daging ayam dan daging sapi akan kembali menurun saat memasuki Hari Raya Idulfitri, sementara pada saat ini permintaan masih tinggi dari konsumen yang membeli untuk persediaan Lebaran.