TEMPO.CO, Semarang - PT Pertamina (Persero) area pemasaran Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan krisis bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di kawasan jalur nasional pantai utara Tegal, Brebes dan Pemalang, akibat faktor pengiriman. Pertamina menilai jalur distribusi macet sehingga sulit mengirimkan BBM ke sejumlah SPBU.
"Kelangkaan akibat faktor pengiriman, jalur pengiriman digunakan jalur mudik. Kondisinya padat, itu yang menyulitkan," kata Menejer Humas PT Pertamina (Persero) area pemasaran Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Suyanto, Selasa 5 Juli 2016.
Menurut Suyanto, PT Pertamina saat ini menggunakan sejumlah strategi pemenuhan kebutuhan BBM di pantura, di antaranya menggunakan mobil kecil. "Agar memudah distribusi sampai tujuan," kata Suyanto menambahkan.
Langkah lain yang ia lakukan menggunakan bantuan pasukan pengawal (patwal) aparat kepolisian untuk membantu kelancaran angkutan tangki minyak ke lokasi SPBU. Krisis BBM yang terjadi akibat kemcetan arus mudik di pantura Tegal-Brebes-Pemalang diakui merugikan publik.
PT Pertamina terpaksa meminta SPBU jemput bola dengan cara menjual langsung ke pengguna angkutan yang kehabisan bahan bakar. "Kami datangi langsung ke pengguna yang kehabisan bahan bakar," kata Suyanto menjelaskan.
Data yang ia sampaikan saat ini penggunaan BBM di kawasan pantura barat Jateng belum mencapai peningkatan dari persediaan. Perusahaan negara pengatur minyak itu telah menyediakan kelebihan persediaan 25 persen dari kebutuhan harian.
Saat ini terdapat semua jenis BBM di pantura sebanyak 2.156 kilo liter yang siap digunakan publik. Namun Suyanto mengakui persediaan itu sulit dijangkau karena efek kemcetan pantura yang terjadi selama tiga hari hingga sekarang. "Keterbatasan karena distribusi, jalan yang digunakan sama dengan yang dialalui pemudik. Macet pula," katanya.
EDI FAISOL