TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Samuel Asset Management, Lana Soelistianingsih, mengatakan dampak referendum keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) tak terasa langsung di Indonesia. Namun Indonesia tetap perlu berhati-hati.
Lana memprediksi Brexit akan membuat kondisi perekonomian di Uni Eropa bergerak fluktuatif hingga dua tahun ke depan. Salah satunya dampak di sektor investasi.
Baca Juga:
"Perbankan akan cenderung menahan diri untuk memberikan kredit," kata Lana dalam sebuah diskusi di Gado-gado Boplo, Jakarta, Sabtu, 25 Juni 2016. Mereka akan berkonsolidasi dengan likuiditas dan risiko yang ada.
Dengan kondisi tersebut, proyek-proyek Indonesia yang membutuhkan dana luar negeri juga mungkin tertahan. "Foreign direct investment juga mungkin akan turun sehingga perlu menguatkan potensi domestik," kata dia.
Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa melalui referendum. Warga memilih antara Brexit (Britain Exit) dan Bremain (Britain Remain). Voting digelar pada Jumat, 24 Juni 2016, dan hasilnya diumumkan hari itu juga dengan kemenangan berada di kubu Brexit.
Lana mengatakan salah satu dampak keluarnya Inggris adalah pemangkasan tenaga kerja di Inggris. Perusahaan multinasional yang berbasis di sana harus membuka cabang lain di luar Inggris untuk melayani pelanggan di Uni Eropa.
VINDRY FLORENTIN