TEMPO.CO, Jakarta - Vice President External Relations Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Taslim Yunus mengatakan pihaknya akan mengimpor Liquefied Natural Gas (LNG). "Menteri ESDM sudah menyatakan di Komisi VII DPR," kata Taslim saat ditemui dalam acara Buka Bersama SKK Migas, di Hotel JW Marriot, Kamis, 23 Juni 2016.
Taslim melanjutkan, hal ini dilakukan untuk memenuhi proyek listrik 35 ribu megawatt, karena pasokan LNG dalam negeri dirasa tak dapat mencukupi kebutuhan LNG untuk proyek itu. "Memang sudah tidak bisa dibendung lagi," ujarnya.
Taslim menuturkan bahwa di sejumlah negara, harga gasnya jauh lebih murah dibandingkan harga gas di dalam negeri. "Sekarang banyak supplier baru, jadi harga lebih kompetitif," ucap Taslim Yunus.
Kemudian Taslim juga mengatakan kalau alokasi LNG untuk domestik sudah tinggi, tapi realisasinya hanya 61 persen. Inilah yang membuat pihaknya harus mencari market spot. "Karena enggak diambil oleh PLN dan PGN."
Kondisi seperti ini, menurut dia, kurang bagus, karena menyebabkan harga rendah. Taslim menambahkan, pihaknya berharap kalau LNG itu dilakukan dengan kontrak jangka menengah dan panjang, untuk menjamin pasokan. "Harga juga lebih bagus." Sebelumnya, PT PLN (Persero) mengatakan kebutuhan gas untuk proyek pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt adalah sebesar 1.250 miliar british thermal unit per day (BTUD).
DIKO OKTARA