TEMPO.CO, Jakarta - PT Indomarco Prismatama, perusahaan yang mengelola dan mengoperasikan minimarket Indomaret mencatatkan pendapatan persero pada 2015 meningkat 20,6 persen dari menjadi Rp 49,44 triliun. “Ini membuat laba bersih ikut meningkat 26,7 persen menjadi Rp 758 miliar,” ujar Corporate Scretary PT Indoritel Makmur Internasional, induk usaha Indomaret, Kiki Yanto Gunawan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan Public Expose di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin, 6 Maret 2016.
Kiki menuturkan peningkatan laba bersih Indomarco bisa dicapai tanpa kenaikan hutang yang besar. Berdasarkan data persero, pada 2015 Indomaret mencatatkan hutang perusahaan sebesar Rp 10,75 triliun. Angka tersebut meningkat 35,5 persen dari utang 2014 yang sebesar Rp 8,90 triliun.
Adapun persero mencatatkan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 0,66 persen pada 2015. Sementara rasio hutang terhadap EBITDA sebesar 1,38 persen. Indomarco juga melaporkan pendapatn konsolidasi Rp 49,4 triliun pada 2015. Meningkat 19,9 persen dari 2014. Selain itu penjualan per hari juga meningkat 49,9 dari 2014, yakni menjadi Rp 12,2 juta per hari.
Menurut Kiki, Indomarco bisa meningkatkan laba persero karena dukungan rekanan waralaba. “Ada tiga rekanan yang mendukung peningkatan laba kami,” kata dia.
Pertama, adanya peningkatan ritel waralaba. Pada 2015 ada 3.889 waralaba dari total 12.210 toko yang dikelola bersama. Angka tersebut meningkat 15,5 persen dari jumlah total toko pada tahun lalu.
Kedua, karena masuknya produk dari pemasok multinasional. Kiki mengungkapkan, hingga kini terdapat 1.800 pemasok yang memasarkan produknya melalui Indomaret. “Fungsi utama gerai kami adalah mendistribusikan produk mereka agar bisa dijangkau konsumen,” ucapnya.
Ketiga, rekanan lain seperti usaha kecil dan menengah (UKM) yang menjajakan produknya di depan gerai Indomaret. Kiki berujar, sampai saat ini terdapat hampir sepuluh ribu pelaku UKM yang menjajakan produknya di depan Indomaret.
BAGUS PRASETIYO