TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin konsorsium pemenang tender proyek Palapa Ring paket tengah, PT LEN Telekomunikasi Indonesia, sepakat menggandeng PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) untuk membantu pembiayaan megaproyek senilai Rp 4 triliun.
“Kami yakin dapat membantu LEN mendapatkan sumber-sumber pembiayaan dengan rate terbaik,” kata Presiden Direktur Utama IIF, Arisudono Soerono, usai penandatangan nota kesepahaman di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa, 24 Mei 2016.
LEN menunjuk IIF untuk menjadi mandate lead arranger. IIF akan mengatur dan mencari pendanaan sindikasi guna membiayai pembangunan jaringan serat optik sepanjang 2.700 kilometer yang menghubungkan Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara dengan jaringan inernet berkecepatan tinggi tersebut.
“Kami menunjuk PT IIF karena memberikan penawaran terbaik untuk proyek ini,” kata Direktur Utama LEN, Wahju Pantja Gelora.
LEN merupakan pemimpin konsorsium Pandawa Lima dengan porsi saham 51 persen saham. Sisanya, 34 persen saham dikuasai PT Teknologi Riset Global Investama, dan masing-masing 5 persen oleh PT Sufia Technologies, PT Bina Nusantara Perkasa, dan PT Multi Kontrol Nusantara. Megaproyek kerjasama pemerintah-swasta (KPS) itu ditargetkan rampung pada kuartal kedua 2018.
Namun, berbeda dengan skema KPS pada umumnya, porsi pembiayaan dari pemerintah di Palapa Ring paket tengah menggunakan skema pembayaran ketersediaan layanan. Pemerintah hanya membayar kapasitas internet yang disediakan oleh proyek serat optik selama masa konsesi yaitu 15 tahun. Net present value (NVP) proyek mencapai Rp 4 triliun yang akan dibayar secara berkala selama masa konsesi.
CHITRA PARAMAESTI (MAGANG)