TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Nelson Tampubolon menargetkan Bank Pembangunan Daerah bisa menduduki posisi ketiga bank terbesar dalam lima tahun ke depan. "Potensinya ada, tinggal bagaimana bisa menggulirkan program transformasi dengan baik," katanya dalam seminar “Transforming BPD” di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Senin, 23 Mei 2016.
Namun Nelson menilai kinerja BPD sebagai motor ekonomi daerah masih lambat. Kontribusi BPD terhadap perekonomian daerah hanya 30 persen. "Masalah utamanya saya lihat ada di komitmen semua pihak terkait," tuturnya. Semua pihak, kata dia, seharusnya satu bahasa memandang visi transformasi BPD.
Program transformasi BPD disusun OJK dan Asosiasi BPD (Asbanda) pada Maret tahun lalu. Transformasi itu harus dilakukan mengingat rendahnya kontribusi BPD terhadap perekonomian daerah. Pangsa kredit produktif BPD per Maret 2015 baru mencapai 26 persen.
Selain itu, transformasi perlu dilakukan karena tata kelola, sumber daya manusia, manajemen risiko, dan infrastruktur BPD belum memadai sehingga memicu peningkatan kredit bermasalah segmen produktif. Daya saing BPD pun masih rendah karena produk dan mutu pelayanan belum memadai.
Melihat laju kinerja BPD, Nelson menilai Asbanda perlu membuka dialog dengan semua pemangku kepentingan. Dialog ini akan membahas kendala kinerja dan solusinya.
Nelson juga berharap Asbanda memiliki peran dan posisi yang lebih konkret dalam mendorong perkembangan BPD. "Saya usulkan Asbanda berperan sebagai sentral karena lokasi BPD yang menyebar," ucapnya.
VINDRY FLORENTIN