TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman berkukuh menolak impor bawang merah dan beras dalam menghadapi Ramadan tahun ini. Bahkan, dalam rapat kabinet beberapa waktu lalu, dia menjamin siap dipecat jika pasokan kebutuhan bahan pokok kurang.
"Dua hari lalu, rapat kabinet mau impor bawang merah. Tapi saya katakan tidak," ucap Menteri Amran saat mengisi evaluasi bersama TNI Angkatan Darat di Balai Kartini, Jakarta, pada Selasa, 17 Mei 2016. Amran mengklaim kebutuhan bahan pokok bisa ia penuhi tanpa harus impor.
Bahkan dia juga mengatakan sempat bersitegang dengan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution. Darmin mendesak pemerintah segera mengimpor beras. Amran mengaku menolak usulan itu. Darmin kemudian meminta jaminan kepada Amran dengan pernyataan tertulis bahwa ia bisa mengendalikan lonjakan kebutuhan bahan pokok pada Lebaran tahun ini.
Amran menjelaskan, pihaknya bisa mengatasi mafia beras yang selama ini mengakar di Indonesia. Menurut dia, hal yang paling berat untuk merealisasi kestabilan bahan pokok adalah mengajak petani menanam padi. Karena itu, dia menggandeng TNI untuk meningkatkan luasan lahan tanam padi dan jumlah penyerapan padi.
"Kalau tidak ada Panglima TNI dan KSAD, mungkin saya sudah menyerah," ujarnya. Menurut Amran, banyak pihak yang menginginkannya melanjutkan impor. "Bahkan semalam ada beberapa orang yang mendesak dilakukan impor, tapi saya tolak."
Amran mengaku sudah bisa bernapas lega dan tensi darahnya menurun saat melihat capaian panen tahun ini. Pemerintah saat ini mengklaim telah menyerap 2 juta ton beras dan 2,3 juta ton gabah dari petani. Meski demikian, dia mengakui bahwa pemerintah sempat khawatir adanya lonjakan harga beras, sehingga membuatnya impor 600 ribu ton beras beberapa waktu lalu.
Namun dia menjamin beras impor tersebut hanya cadangan dan tidak akan dijual ke masyarakat. Apalagi saat ini stok beras telah diklaim mencukupi. Termasuk dengan kebutuhan bahan pokok lain, ia menjamin takkan memberlakukan kebijakan impor.
AVIT HIDAYAT