TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan membuat program meminjamkan modal kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan mekanisme di luar perbankan atau non-perbankan. “Kami sedang mendiskusikan pendanaan yang lebih luwes dengan akses lebih cepat,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa, 17 Mei 2016.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan kedatangan tamu dari Direktorat Sistem Informasi dan Investasi Kementerian Keuangan untuk membahas masalah permodalan non-perbankan itu pekan ini.
Selama ini, ucap Ganjar, persoalan UMKM meliputi akses permodalan, manajemen pemasaran, dan masalah pembukuan. Sedangkan modal yang bisa diperoleh UMKM hanya berasal dari perbankan. “Jika tiga masalah ini bisa terselesaikan, UMKM bisa menjadi UMKM modern.”
Provinsi Jawa Tengah melalui Bank Jateng sudah meluncurkan dua produk terbaru, yakni Mitra 25 dengan suku bunga kredit hanya 7 persen untuk plafon maksimal pinjaman Rp 25 juta dan Mitra 02 dengan suku bunga hanya 2 persen untuk plafon maksimal Rp 2 juta.
Ganjar mengklaim bunga kredit itu merupakan yang termurah di Indonesia. Universitas Diponegoro, Semarang, dan perguruan tinggi lain digandeng untuk pendampingan dengan harapan angka kredit macet sangat rendah.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno menuturkan kredit Mitra 25 bisa diperoleh secara mudah dengan suku bunga 7 persen. “Calon konsumen diwajibkan memiliki usaha berjalan minimal selama enam bulan serta memiliki surat izin usaha dari dinas koperasi dan usaha-kecil menengah setempat.”
Calon nasabah cukup melampirkan surat keterangan dari RT, RW, kelurahan, dan kecamatan setempat.
ROFIUDDIN