TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (NasDem), Kurtubi, mengatakan, jika ingin mengalahkan kemajuan sistem energi listrik Malaysia, Indonesia harus berani membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
"Bayangkan kemampuan listrik Indonesia hanya seperempat Malaysia, artinya kalau kita bercita-cita hanya sama dengan Malaysia, kita harus punya pembangkit listrik baru empat kali lipat dari yang ada sekarang ini (4 x 60 ribu megawatt [MW]), bukan 35 ribu MW yang harus kita punya," kata Kurtubi di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin, 16 Mei 2016.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Nusa Tenggara Barat itu berada di Mataram untuk menjadi pembicara pada acara "Pertamina Energizing Campus" di Universitas Mataram (Unram) yang digelar PT Pertamina.
Kurtubi mengaku sudah menginisiasi agar dibuka peluang membangun PLTN yang ramah lingkungan. Namun, dalam kebijakan energi nasional, nuklir masih ditempatkan sebagai opsi terakhir, alias tidak mungkin dibangun.
"Sepanjang batu bara, air, angin, dan matahari masih ada, listrik dari nuklir di Indonesia tidak akan pernah dibangun. Jadi sampai hari ini nuklir masih jadi opsi terakhir," ujarnya.
Padahal, kata Kurtubi, PLTN bisa menjadi salah satu solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan listrik rakyat agar tidak ada pemadaman bergilir yang terjadi di daerah-daerah yang sedang maju perekonomiannya, termasuk Nusa Tenggara Barat.
PLTN juga bisa mendorong investasi agar Indonesia bisa sejajar dengan bangsa lain dan ekonominya tumbuh menjadi negara industri.
"Itu bisa terjadi kalau listrik cukup, cukup dalam pengertian cukup untuk penerangan, cukup untuk investasi yang menciptakan lapangan pekerjaan. Itu kalau PLTN diizinkan dibangun," ujarnya.
PLTN di era modern sekarang ini sudah sangat maju dari sisi keamanannya. Untuk itu, Kurtubi akan terus menyuarakan pembangunan PLTN yang ramah lingkungan.
Bahkan politikus yang sudah berpengalaman di bidang energi dan perminyakan ini mempelopori dibentuknya kaukus nuklir parlemen guna mempercepat pemenuhan energi listrik di Tanah Air.
"Soal keamanan, saya orang pertama yang memperhatikan soal keamanan PLTN," ucapnya.
ANTARA