TEMPO.CO, Jakarta - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Jawa Barat akan memeriksa kesehatan 900 satwa koleksi Kebun Binatang Bandung setelah satu gajah Sumatera kebun binatang milik Yayasan Margasatwa Tamansari itu mati karena sakit dan tak terawat pada Rabu, 11 Mei 2016.
"Akan kami lakukan karena takutnya ada virus yang menyebar ke tempat lainnya. Terlebih, di sini masih ada tiga gajah lainnya yang hidup dan jangan sampai yang ada ini ikut (sakit) juga," kata Kepala BBKSDA Jawa Barat Sylvana Ratina di Bandung, Kamis, 12 Mei 2016.
BBKSDA Jawa Barat, menurut dia, juga akan menurunkan petugasnya untuk memonitor kondisi kebun binatang dan satwa koleksinya selama 30 hari.
"Petugas ini akan standby selama 30 hari ke depan untuk melihat apakah pengelola melakukan perbaikan-perbaikan setelah kejadian ini. Kami memberikan kesempatan kepada pihak pengelola," kata Sylvana.
Kepala Balai Pengujian dan Penyelidikan Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Jawa Barat, Sri Mujiarti Ningsih, mengatakan petugasnya telah mengambil sampel darah tiga gajah lain yang ada di Kebun Binatang Bandung untuk diperiksa.
"Sampel darah tiga gajah lainnya akan kami teliti di laboratorium Rumah Sakit Hewan Jawa Barat Cikole," kata dia.
Ia menambahkan, untuk sementara, pengunjung Kebun Binatang Bandung tidak diperkenankan mendekati tempat gajah Sumatera bernama Yani mati. "Kandang gajah pun untuk sementara kami tutup," katanya.
ANTARA