TEMPO.CO, Jakarta - PT Sawit Sumbermas Sarana akan mengakuisisi sejumlah perusahaan sawit yang ada di Kalimantan Tengah dalam upaya memperluas usaha sektor perkebunan itu yang diyakini masih memiliki prospek cerah.
"Kita sedang mencari kemungkinan adanya perusahaan sawit yang menjual kebunnya dan kalau memang memungkinkan akan kita akuisisi," kata Direktur Utama PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Rimbun Situmorang kepada pers di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu, 11 Mei 2016.
Pada 2015, SSMS telah mengakuisisi beberapa perkebunan kelapa sawit, yaitu PT Menteng Kencana Mas (MKM) dan PT Mirza Pratama Putra (MPP). Dengan mengakuisisi dua perusahaan perkebunan itu, perusahaan mendapat tambahan area tertanam seluas 26.800 hektare, sehingga luas lahan yang SSMS miliki saat ini mencapai 100 ribu hektare dengan luas tertanam 69 ribu hektare.
Rimbun masih belum bersedia mengatakan berapa perusahaan sawit yang akan diakuisisi dan nama perusahaannya. Menurut dia, di Provinsi Kalimantan Tengah, ada banyak perusahaan kelapa sawit, baik yang berskala besar, sedang, maupun kecil. Namun dia memastikan bahwa perusahaan sawit yang diakuisisi itu terletak di Kalimantan Tengah. "Kita memang konsentrasi melakukan perluasan usaha di Kalimantan Tengah sehingga bisa lebih fokus dan efisien dalam berbagai hal," ujar Rimbun.
Langkah akuisisi, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan potensi produksi dan meningkatkan sinergi operasional perseroan. Dia mengatakan saat ini harga CPO memang mulai membaik sekalipun masih dibayangi ketidakpastian di tengah kondisi perekonomian internasional yang lesu serta berkurangnya impor dari beberapa negara. "Selain kondisi perekonomian dunia yang lesu, dampak adanya El Nino juga ikut mempengaruhi produksi sawit nasional," tuturnya.
Menurut dia, akibat dampak El Nino, sampai dua tahun mendatang, produksi minyak sawit akan turun 15-20 persen dan kondisi itu dialami hampir di semua perusahaan di Indonesia. Melihat kondisi yang kurang menguntungkan tersebut, kata dia, industri sawit yang ingin tetap bertahan harus melakukan efisiensi pada berbagai bidang, seperti menekan biaya produksi.
Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkirakan harga CPO global sampai akhir April akan bergerak pada kisaran US$ 690-730 per metrik ton.
ANTARA
Baca juga:
Pemerkosa Yuyun: Dibui 10 Tahun, Rok Jadi Bukti, Ini Mereka!
Tragedi Yuyun dan Feby: Inilah 5 Hal yang Mengerikan