TEMPO.CO, Banjarmasin - Anggota Staf Khusus Gubernur Kalimantan Selatan, Rizal Akbar, mengatakan proyek Jalan Tol Batulicin-Banjarbaru, Kalimantan Selatan, sepanjang 125 kilometer ditawarkan kepada swasta yang berminat menggarap. Dari jalan tol sepanjang itu, kata dia, PT Jhonlin Baratama telah membebaskan lahan sepanjang 90 kilometer.
Menurut dia, PT Jhonlin memang membeli tanah menyesuaikan rute jalan tol. Selain menebus tanah milik warga, kata Rizal, perseroan juga membeli tanah di sekitar bekas jalan salah satu perusahaan kayu. Rute jalan tol melewati Kota Batulicin-Kabupaten Hulu Sungai Selatan-Kabupaten Banjar-Kota Banjarbaru.
Proyek jalan tol dibuka, ujar dia, sebagai respons pemerintah daerah atas konsep pembangunan industri kawasan pesisir Kalimantan Selatan yang ditetapkan dalam master plan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) oleh pemerintah pusat. “Sisanya terkendala pembebasan lahan. Sebagian melintasi Pegunungan Meratus,” kata Rizal di kediaman Gubernur Kalimantan Selatan, Selasa, 10 Mei 2016.
Rizal menuturkan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor antusias merealisasikan proyek jalan tol pertama di wilayahnya itu. Namun Rizal enggan memastikan apakah PT Jhonlin Baratama satu-satunya kandidat terkuat untuk menggarap jalan tol. “Bisa saja ada pihak swasta lain yang berminat. Nilai investasinya belum tahu,” ujarnya.
Rizal tak menampik bahwa dia sempat bekerja di Jhonlin Baratama, salah satu perusahaan kakap pendulang batu bara di Kabupaten Tanah Bumbu.
Menurut Ketua Staf Khusus Gubernur Kalimantan Selatan, Noor Aidi, selain berambisi menggarap jalan tol, Gubernur Sahbirin Noor juga mengebut sejumlah proyek infrastruktur, seperti perluasan Bandara Syamsudin Noor, jembatan Batulicin-Kotabaru yang membelah Selat Laut, pembangunan pembangkit listrik, dan pembangunan jalur rel kereta api.
“Gubernur akan menghadap Presiden Joko Widodo membicarakan masalah ini. Konsepnya money follow program, uang harus bermanfaat bagi masyarakat luas,” tutur Noor Aidi.
Selain proyek fisik, Noor Aidi berujar, Kalimantan Selatan juga bakal menggencarkan sektor peternakan dan pertanian di tengah pelemahan harga komoditas batu bara dan sawit.
DIANANTA P. SUMEDI