TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah dan People's Bank of China (PBC) sepakat memperpanjang kerja sama Bilateral Currency Swap Agreement (BCSA).
Kerja sama ini semula akan berakhir pada Oktober 2016. Namun diperpanjang oleh pemerintah disertai dengan tambahan kenaikan nilai kerja sama. "Perpanjangan akan mencakup kenaikan nilai kerja sama yang telah disepakati, yakni dari 100 miliar yuan menjadi 130 miliar yuan (sekitar Rp 265,7 triliun)," kata Darmin dalam The 2nd Meeting of High Level Economic Dialogue Indonesia-Cina di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin, 9 Mei 2016.
Menurut Darmin, dana tersebut akan dipakai untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur yang tengah digenjot pemerintah. "Terkait dengan kerja sama pada bidang infrastruktur, pemerintah telah menyiapkan daftar proyek infrastruktur potensial yang telah matang untuk ditawarkan," ujarnya.
Pembangunan infrastruktur memang menjadi prioritas pemerintah saat ini. Pemerintah berencana membangun jalan sepanjang 2.000 kilometer dan jalan tol sepanjang 1.000 kilometer. Selain itu, hingga 2019, 15 bandar udara dan 24 pelabuhan juga akan dibangun. Tak hanya itu, pemerintah mencanangkan proyek listrik 35 ribu megawatt untuk meningkatkan rasio penggunaan listrik dari 87 persen menjadi 97 persen.
Dewan Negara Cina Yang Jiechi mengatakan kerja sama BCSA telah berjalan lancar dalam beberapa tahun terakhir. Dia pun menyambut baik peningkatan nilai kerja sama yang ditawarkan oleh pemerintah tersebut. "Kami juga berharap dapat memberikan hibah untuk beberapa proyek di Indonesia," tuturnya.
Rencananya, pada pertemuan ini, pemerintah dan Cina akan menandatangani kerja sama pemanfaatan dana hibah. "Dana hibah itu akan digunakan untuk mendanai proyek assessment dan perencanaan melalui pinjaman PBC," Darmin menjelaskan.
Hari ini pemerintah menggelar The 2nd Meeting of High Level Economic Dialogue Indonesia-Cina di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Pemerintah Indonesia diwakili Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution. Adapun pemerintah Cina diwakili Dewan Negara Cina Yang Jiechi.
Darmin meyakini pertemuan itu akan menghasilkan peluang kerja sama pada berbagai sektor ekonomi. Pertemuan ini, menurut dia, penting untuk merumuskan rencana kerja sama ekonomi bilateral dan mempererat hubungan strategis dalam bidang perdagangan, industri, dan pertanian.
ANGELINA ANJAR SAWITRI