TEMPO.CO, Jakarta - Pelabuhan Atapupu di Teluk Gurita, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, yang berbatasan dengan negara Timor Timur alias Timor Leste, didorong menjadi pelabuhan transit barang sebelum diekspor ke negara itu untuk memberikan pendapatan bagi daerah. Hal ini disampaikan oleh Gubernur NTT Frans Lebu Raya.
"Bagaimana kita punya pelabuhan laut tapi arus barang ekspor ke Timor Leste dari Indonesia tidak melalui Pelabuhan Atapupu? Kita terus dorong agar bisa jadi pelabuhan transit," katanya di Kupang, Senin, 9 Mei 2016.
Frans mengatakan bahwa menjadikan Pelabuhan Atapupu untuk pelabuhan transit barang ditujukan bagi kepentingan ekonomi warga di daerah itu. "Daerah bisa menyediakan juga sejumlah komoditas dan hasil alam yang bisa dimanfaatkan untuk diekspor ke negara yang masih satu budaya tersebut," ujarnya.
Jarak Pelabuhan Atapupu dengan garis perbatasan Indonesia-Timor Timur di Pintu Lintas Batas Utama Mota Ain cuma sekitar 15 menit berkendara. Selama ini, kata Frans, semua barang yang hendak dikirim ke negara Timor Timur dari sejumlah daerah lain di Indonesia, seperti Makassar dan Pulau Jawa, dilakukan langsung ke sana tanpa singgah di Pelabuhan Atapupu. Hal ini dinilai merugikan kabupaten-kabupaten yang memiliki pelabuhan atau pelabuhan dengan kapasitas yang telah ditingkatkan.
Ada sembilan pelabuhan yang dibangun atau telah ditingkatkan kapasitasnya dan diresmikan, yaitu Pelabuhan Atapupu di Kabupaten Belu; Pelabuhan Ba'a dan Pelabuhan Papela di Rote Ndao; serta Pelabuhan Reo, Pelabuhan Pota, dan Pelabuhan Larantuka di Kabupaten Flores Timur. Adapun pelabuhan penyeberangan ada tiga, yaitu Pelabuhan Kewapante dan Pelabuhan Pamana di Kabupaten Sikka, serta Pelabuhan Seba di Kabupaten Sabu.
ANTARA