TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN(Persero) tengah mempercepat pencapaian target kapasitas listrik 35 ribu megawatt (MW) pada 2019. Perseroan menargetkan 38 pembangkit listrik dengan total kapasitas 2.414 MW bisa beroperasi tahun ini.
Angka ini, menurut Perseroan, diperoleh dari pencapaian pembangunan pembangkit yang direncanakan pada Fast Track Program tahap II sebesar 7.000 MW sejak 2010. "Meski membutuhkan waktu lama, kami akan bekerja keras untuk memenuhi target, agar setiap tahun ada pembangkit yang beroperasi," ujar Senior Manager Public Relations PLN Agung Murdifi dalam keterangan pers, Ahad, 8 Mei 2016.
Per kuartal pertama 2016, PLN mencatat, sekitar 3.682 MW dari kapasitas pembangkit, transmisi, dan gardu induk berada dalam tahap konstruksi. Ini mencapai 10,9 persen dari target 35 ribu MW. Sedangkan hingga sekarang baru sekitar 397 MW listrik yang berasal dari pembangkit yang baru beroperasi sejak megaproyek ini diresmikan Presiden Joko Widodo.
Sebagian besar proyek, yakni 34,4 persen atau senilai 12.226 MW, masih dalam tahap perencanaan. Sedangkan sekitar 23,6 persen atau 8.377 MW masih dalam tahap pengadaan.
Proyek yang baru rampung penyelesaian keuangan (financial closing) dan kontrak jual-beli listriknya (power purchase agreement) tercatat 10.941 MW atau 30,8 persen dari total rencana. Agung menuturkan sebagian besar pembangkit atau sekitar 109 proyek ditargetkan beroperasi pada 2017.
Hingga 2019, PLN menargetkan 310 pembangkit beroperasi. Agung mengatakan pembangunan pembangkit bisa memakan waktu 48 bulan. Waktu ini belum termasuk kendala yang bisa saja terjadi di lapangan, seperti pembebasan lahan. "Kalau pembangkit listrik tenaga air (PLTA), bisa lebih lama lagi," ucapnya.
ROBBY IRFANY