TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finances (Indef) Enny Sri Hartati menilai, paket-paket kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan pemerintah hingga jilid XII untuk mendorong investasi tidak berpengaruh secara signifikan.
"Pertumbuhan investasi pada 2014 dengan 2005 tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Tumbuhnya juga rata-rata di sekitar 17 persen. Sektor-sektor yang menjadi daya tarik investor juga tidak ada perubahan," kata Enny saat dihubungi, Jumat, 6 Mei 2016.
Menurut Enny, stimulus fiskal yang semestinya dapat meningkatkan gairah investasi, terutama di sektor industri manufaktur dan industri hilir, juga tidak berdampak signifikan. "Investasi hanya fokus di sektor-sektor yang mempunyai peluang high return, seperti sektor komunikasi, sektor keuangan, dan sektor perdagangan," ujarnya.
Bahkan, Enny mengatakan, investasi pada sektor industri padat karya justru menurun, yakni sebesar 12 persen selama 2015. "Ini kan kontradiktif. Padahal pemerintah sudah menawarkan banyak fasilitas dan insentif untuk menarik investasi," kata Enny.
Paket kebijakan ekonomi jilid XII yang berfokus bagi usaha mikro, kecil, dan menengah, menurut Enny, memang lebih konkret. Namun, belum ada instrumen untuk mengimplementasikan kebijakan yang baru diluncurkan pekan lalu itu. "Apa yang menjadi instrumen dan panduan ketika eksekusi di lapangan, mulai dari prosedur, waktu, dan biayanya? Apakah peraturan presiden atau apa?" tuturnya.
Enny meminta, pemerintah lebih berkomitmen dalam mempermudah perizinan bagi UMKM agar bisa terimplementasi secara konkret di lapangan. "UMKM ini kan dibutuhkan tapi tidak mendapatkan perhatian. Orang mau mengurus perizinan sulit. Makanya orang juga layu sebelum berkembang, mau berusaha tapi dihadapkan berbagai macam kendala," katanya.
Pada 4 Mei lalu, Badan Pusat Statistik merilis angka pertumbuhan ekonomi triwulan I 2016, yakni 4,92 persen. Pertumbuhan tersebut meningkat dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2015, yakni 4,73 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi triwulan ini turun 0,34 persen dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni 5,04 persen.
ANGELINA ANJAR SAWITRI