Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suplai dan Penyerapan Minyak Mentah Global Mulai Stabil 2017

image-gnews
Pengeboran minyak dan gas (migas) Selong I. ANTARA/Ismar Patrizki
Pengeboran minyak dan gas (migas) Selong I. ANTARA/Ismar Patrizki
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai produsen sekaligus konsumen minyak mentah terbesar di dunia, Amerika Serikat memperkirakan harga komoditas tersebut mulai stabil pada tahun depan seiring dengan seimbangnya tingkat pasokan dan permintaan.

Setelah pertemuan para menteri energi yang tergabung dalam G-7 di Jepang, Menteri Energi AS Ernest Moniz menyampaikan, suplai dan penyerapan minyak mentah global akan mulai seimbang dalam setahun ke depan.

Paman Sam masih dalam upaya mengurangi produksi harian di bawah 9 juta barel per hari, tetapi tingkat persediaan masih terus bertambah di atas 500 juta barel.

Indikasi keseimbangan mulai terlihat ketika harga minyak yang mencapai level terendah dalam 12 tahun terakhir pada Januari berhasil naik hampir 20% sepanjang bulan lalu.

Selain produksi AS yang lebih rendah, penguatan harga juga mendapat sentimen positif dari melemahnya dolar.

Namun, lanjut Moniz, pelaku pasar masih skeptis tentang keberlanjutan reli harga di tengah pasokan global yang berlebihan.

"Kenaikan harga belakangan ini bukan menjadi alasan bagi produsen untuk mengubah tren investasi mereka. Pasar masih belum seimbang ," tuturnya seperti dikutip dari Reuters, Senin (2 Mei 2016).

Data U.S. Energy Information Administration (EIA) menunjukkan produksi minyak mentah AS turun menjadi 8,94 juta barel per hari pada pekan yang berakhir 22 April, terendah sejak Oktober 2014.

Dalam waktu yang sama, konsumsi bensin domestik naik 5,6% secara tahunan (y-o-y) menuju ke 9,4 juta barel per hari.

EIA memperkirakan rerata output sepanjang 2016 sebesar 8,6 juta barel per hari.

Adapun pada Mei 2016, tingkat output akan kembali mencapai level terendah dalam dua tahun terakhir.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Francisco Blanch, Head of Commodities Bank of America Merrill Lynch, menuturkan jatuhnya pasokan AS secara cepat membuat tingkat pasokan global mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam lebih tiga tahun terakhir.

Kombinasi rendahnya suplai dan permintaan yang menguat akan menyebabkan perubahan dinamika persediaan di semester II/2016.

Sementara itu, pada perdagangan Senin (2 Mei 2016) pukul 17:33 WIB harga minyak Brent kontrak Juli 2016 turun 0,51 poin atau 1,08% menjadi US$46,86 per barel.

Sedangkan minyak WTI kontrak Juni 2016 berada di level US$45,58 per barel, merosot 0,33 poin atau 0,74%.

Faktor utama yang menjatuhkan harga minyak ialah meningkatnya produksi OPEC yang melampaui sentimen penurunan AS.

Menurut survei Reuters, suplai OPEC pada April naik 0,52% menjadi 32,64 juta barel dari bulan sebelumnya sebesar 32,47 barel.

Angka tersebut hampir menyentuh level produksi Januari ketika Indonesia kembali bergabung yang menjadi penyedotan tertinggi sejak 1997 sejumlah 32,65 juta barel per hari.

ANZ Bank berpendapat momen melemahnya dolar seharusnya membuat negara-negara yang menggunakan mata uang lain memeroleh keuntungan dalam melakukan impor.

Namun, naiknya produksi OPEC membuat investor di pasar minyak urung bergairah dalam melakukan pembelian.

BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.


Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?


Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?


Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Petugas mengganti papan harga SPBU jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jakarta, Sabtu 3 September 2022. Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter serta Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter yang mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?


Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.


Harga Minyak Mentah Menguat ke USD 76,95 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

27 Mei 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Mentah Menguat ke USD 76,95 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka menguat pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu pagi WIB. Bagaimana rinciannya dan apa penyebab kenaikannya?


Pasokan Bahan Bakar Amerika Serikat Turun, Harga Minyak Mentah Menguat

25 Mei 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Pasokan Bahan Bakar Amerika Serikat Turun, Harga Minyak Mentah Menguat

Harga minyak mentah berjangka menguat pada akhir perdagangan.


Harga Minyak Dunia Naik jadi USD 85,61 Didorong oleh 3 Faktor Utama

12 April 2023

Ilustrasi kilang minyak. REUTERS
Harga Minyak Dunia Naik jadi USD 85,61 Didorong oleh 3 Faktor Utama

Harga minyak dunia naik pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi, 12 April 2023. Apa saja tiga faktor utama yang mendorong kenaikan harga tersebut


Pemerintah Sebut Harga Pertalite Bisa Diturunkan, Apa Syaratnya?

10 April 2023

Antrian kendaraan mengisi BBM di sebuah SPBU di Jakarta, Jumat 16 September 2022. Efek naiknya BBM ini memang sangat terasa. Disamping harga yang semakin tinggi, antrian di SPBU juga semakin mengular. Antrian diduga karena harga BBM eceran sudah tidak bisa bersahabat dan tidak semua pom mini menjual pertalite. TEMPO/Subekti.
Pemerintah Sebut Harga Pertalite Bisa Diturunkan, Apa Syaratnya?

Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan ada peluang penurunan harga bahan bakar minyak atau BBM subsidi jenis Pertalite


Permintaan Meroket, Harga Minyak Dunia Diprediksi Menguat Senin Besok

2 April 2023

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Permintaan Meroket, Harga Minyak Dunia Diprediksi Menguat Senin Besok

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi harga minyak dunia menguat di rentang 72,39 hingga 77,65 per dolar AS per barel dalam perdagangan besok Senin, 3 April 2023.