TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menargetkan akhir tahun ini urusan pembebasan lahan bagi pembangunan rel di Papua akan selesai. Pembangunan rel kereta ini merupakan bagian dari target pemerintah membangun akses kereta api sepanjang total 3.200 kilometer di Sumatera, Sulawesi, dan Papua dalam lima tahun ke depan.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiyatmoko menyatakan, kalau memang tanahnya sudah ada, “Nanti kami baru mulai (proyek pembangunannya). Nanti paling akhir tahun baru bisa," katanya saat ditemui di Universitas Mercu Buana, Jakarta Barat, Senin, 2 Mei 2016.
Hermanto menyatakan pihaknya telah mengunjungi Papua baru-baru ini untuk mengecek progres pengurusan lahan di sana. Studi kelayakan telah dilakukan di tanah Papua. Nantinya di sana akan dibangun dua trase, yakni dari Sorong ke Manokwari, lalu dari Manokwari ke Bintuni.
Pembangunan rel di Papua terhitung lambat dibanding pembangunan di lokasi lain, yakni Sumatera dan Sulawesi. Menurut Hermanto, masalah utamanya adalah masih banyak permasalahan kepemilikan lahan yang belum usai. Karena itu, ia mengatakan telah meminta bantuan pemerintah daerah setempat mensosialisasi hal ini.
Dari hasil kunjungannya ke Papua pekan lalu, sudah ada komitmen dengan pemerintah daerah setempat untuk mengkoordinasikan hal itu. “Masalahnya, ada tanah ulayat dan sebagainya, jadi agak susah. Nanti mereka (pemda) bantu mensosialisasi," tuturnya.
Belum tersedianya lahan membuat Ditjen Perkeretaapian belum menentukan jumlah anggaran yang akan disiapkan bagi pembangunan ini. Berbeda dengan di Papua, di Sulawesi dan Sumatera, pembangunan tidak mengalami hambatan.
Di Sulawesi, sudah terbangun rel sepanjang 20 kilometer, sedangkan di Sumatera sudah mencapai 80 kilometer. Walau masih sedikit, Hermanto optimistis pembangunan ini akan segera rampung. "Yang penting kami sudah mulai," kata Hermanto.
EGI ADYATAMA