TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) segera memasang teknologi pendeteksi penerbangan pesawat sipil atau automatic dependent surveillance broadcast (ADS-B) di Bandar Udara Wamena dan Sentani, Papua.
Direktur Pusat Teknologi Elektronika BPPT Yudi Purwantoro mengatakan, enam ADS-B akan dipasang di Bandar Udara Wamena dan Bandar Udara Sentani, sesuai permintaan AirNav.
"Targetnya tahun ini juga kita pasang," kata Yudi di Jakarta, Kamis, 28 April 2016.
Saat ini, menurut Yudi, masih harus menunggu proses sertifikasi oleh Kementerian Perhubungan. "Regulasi sertifikasinya sedang digodok, kami sudah masukkan draf nya. Jika berhasil, AirNav akan menerapkan ADS-B di seluruh Bandar Udara di Papua".
ADS-B yang dikembangkan BPPT ini, menurut Yudi, berfungsi untuk memandu pesawat 29 ribu kaki yang selama ini masih menggunakan radar.
"Sasaran kita memang yang di bawah 29 ribu kaki. Jika butuh dana Rp 60 triliun atau Rp 70 triliun untuk beli satu radar, maka dengan teknologi dan antarikasa yang dikembangkan BPPT ini hanya butuh Rp 5 miliar hingga Rp 10 miliar," ujar Yudi.
Tidak hanya itu, Yudi mengatakan, ADS-B yang BPPT kembangkan juga dibuat dengan sederhana berbentuk sebuah modul dalam satu kotak saja. Penyederhanaan memang dilakukan karena dirasa tidak perlu peralatan kompleks di sebuah bandar udara kecil.
Yudi mengatakan alat ini sudah diuji di Bandar Udara Ahmad Yani di Semarang dan Bandar Udara Husein Sastranegara di Bandung. Di Ahmad Yani sudah sejak dua tahun, di Husein Sastranegara sudah enam bulan lalu.
ADS-B receiver yang dikembangkan ini, menurut Yudi, mampu menangkap signal dari transponder yang dimiliki setiap pesawat sipil dalam radius 200 mil, sehingga setiap pergerakan pesawat akan terdeteksi.
"Teknologinya tidak terlalu rumit sebenarnya. Kita (melalui Air Traffic Controller/ATC mini berbasis sistem ADS-B di Gedung Teknologi 3 BPPT di Serpong) bisa memonitor dari Lampung sampai Cirebon pesawat yang terbang rendah, termasuk yang landing dan takeoff, termasuk juga data pesawat tersebut," ujar Yudi.
Dari hasil uji coba di Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, menurut Yudi, petugas ATC mengaku terbantu dengan adanya ADS-B, karena sebelumnya mereka hanya dapat membayangkan posisi pesawat dan tidak mengetahui informasi jarak antar pesawat.
Alat yang awalnya dikembangkan atas permintaan PT Angkasa Pura dan telah diketahui Kementerian Perhubungan ini, ia mengatakan dapat memberikan gambaran tiga dimensi (3D) pergerakan pesawat, sehingga kenaikan atau perubahan ketinggian, lokasi pesawat terpantau, begitu pula identitas pesawat.
ANTARA