TEMPO.CO, Jakarta - Analis First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan kondisi pasar global akan mempengaruhi psikologis pasar pada perdagangan Jumat, 29 April 2016. IHSG diperkirakan bergerak bervariasi di support 4.820 dan resisten di 4.870, tapi cenderung terkoreksi.
David mengatakan kondisi pasar global kembali mencemaskan. Prospek pertumbuhan ekonomi global, setelah data ekonomi Amerika dan kebijakan bank sentral Jepang, Bank of Japan, juga mengecewakan. "Sedangkan dari domestik, sentimen pasar relatif positif," kata David, Jumat, 29 April 2016.
Sentimen positif, menurut David, terutama berkaitan dengan prospek pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang akan keluar pekan depan, yang diperkirakan berpeluang tumbuh di atas 5 persen (yoy).
BACA JUGA
Pakai Baju Mini, Cita Citata Dianggap Lecehkan Perawat
Gila, 30 Tahun Pria Ini Intip Adegan Intim Tamu di Motelnya
IHSG pada perdagangan kemarin bergerak fluktuatif dalam rentang terbatas. Setelah sempat menguat sekitar 31 poin dan turun 20 poin, IHSG akhirnya ditutup menguat tipis 2,732 poin di 4.848,390.
Sentimen pasar bervariasi dipengaruhi faktor kawasan Asia dan sejumlah rilis laba kuartal pertama emiten sektoral di bawah perkiraan. Penguatan tipis IHSG kemarin terutama ditopang rebound harga sejumlah saham unggulan di perbankan.
Aksi jual terutama melanda saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan Astra Internasional Tbk (ASII). Tekanan jual di pasar pada Kamis kemarin merupakan imbas sentimen negatif pasar Asia.
Pasar kecewa setelah bank sentral Jepang (BoJ) tidak menambah jumlah dana stimulus, yang berdampak pada penguatan yen terhadap dolar Amerika Serikat. Penguatan yen berimbas positif terhadap mata uang emerging market , termasuk rupiah dan yuan Cina, tapi buruk bagi prospek pemulihan ekonomi Jepang.
BACA JUGA
TERJAWAB: Misteri Kamar 420 yang Bikin Bingung Tamu Hotel
Putus dari Glenn, Aura Kasih Ungkap Rahasia yang Dipendamnya
Dari bursa Amerika, Wall Street tadi malam dilanda tekanan jual. Data awal pertumbuhan ekonomi Amerika kuartal pertama melambat dengan pertumbuhan terendah dalam 2 tahun terakhir. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street tadi malam masing-masing terkoreksi 1,2 persen dan 0,9 persen tutup di 17.830,76 dan 2.075,81.
Sebelumnya, rilis laba kuartal sejumlah korporasi yang kurang menggembirakan, terutama korporasi berbasiskan teknologi, turut menekan pergerakan harga saham sektoral. Harga minyak mentah tadi malam di Amerika berhasil melanjutkan penguatan naik 1,2 persen di US$ 45,88 per barel.
Pertumbuhan ekonomi Amerika di kuartal pertama 0,5 persen melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, yang tumbuh 1,4 persen. Angka pertumbuhan itu di bawah perkiraan konsensus ekonom sebelumnya, yang tumbuh 0,7 persen.
VINDRY FLORENTIN
BERITA MENARIK
Putus dari Glenn, Aura Kasih Ungkap Rahasia yang Dipendamnya
Gila, 30 Tahun Pria Ini Intip Adegan Intim Tamu di Motelnya