TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan asumsi kisaran pertumbuhan ekonomi tahun 2017 mencapai 5,5-5,9 persen. Asumsi ini disampaikan seusai rapat terbatas mengenai pagu indikatif di Kantor Presiden, Kamis, 28 April 2016.
Menurut Bambang, beberapa asumsi penting karena asumsinya masih range, pertumbuhan ekonomi perkiraannya 5,5-5,9 persen, inflasi 3,5 persen. "Selain itu, asumsi nilai tukar rupiah mencapai Rp 13.650-13.900," ucapnya di Kantor Presiden, Kamis ini.
Untuk harga minyak, asumsi mencapai US$ 35-40 per barel, sementara asumsi lifting minyak mencapai 740-760 ribu bph. Bambang berujar, asumsi lifting gas mencapai 1-1,1 juta bph. "Sedangkan untuk penerimaan, kita akan konservatif dengan hanya memperkirakan penerimaan perpajakan naik-tidak lebih dari Rp 30 triliun pada 2017 dibanding perkiraan penerimaan tahun 2016."
Baca Juga: Jokowi Berharap Industri E-Commerce Bantu Pengusaha Kecil
Untuk 2017, Bambang menuturkan pemerintah akan berfokus pada sejumlah subsidi, misalnya subsidi pupuk yang selama ini kurang tepat sasaran. Sejumlah kementerian akan menjadi prioritas, terutama yang terkait dengan infrastruktur, pertahanan dan keamanan, pendidikan, serta kesehatan.
Terkait dengan pendapatan negara, Bambang mengatakan pemerintah berharap, dengan berlakunya Undang-Undang Pengampunan Pajak tahun ini, penerimaan negara menjadi lebih pasti dan lebih tinggi. Untuk belanja negara, Presiden memerintahkan fokus belanja berorientasi pada program. "Jadi fokus di bidang infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan tetap dikedepankan."
ANANDA TERESIA