INFO BISNIS - Bertempat di ICE BSD City, sebanyak 72 pembicara, baik dari lokal dan luar negeri membahas percepatan dan pengembangan digital ekonomi Indonesia di acara IESE (Indonesia E-commerce Summit & Expo) 2016. Acara yang dibuka Presiden Joko Widodo pada Rabu, 27 April 2016 didukung oleh success story para pelaku e-commerce Indonesia, pemerintah, institusi e-commerce, dan pengunjung yang antusias terhadap kemajuan e-commerce Indonesia.
IESE 2016 yang akan berlangsung hingga 29 April 2016 ini menghadirkan pembahasan-pembahasan menarik, interaktif, dan solusi tentang industri e- commerce di Indonesia bahkan dunia. Di sini diperkenalkan berbagai jenis e-commerce, provider, platform developer, logistik untuk rekanan, sistem payment gateway sebagai sarana pembayaran, jasa layanan advertising network, dan elemen-elemen terkait industri e-commerce lainnya. Ajang kali ini diharapkan menjadi momentum yang penting dalam sejarah perkembangan Indonesia menuju negara digital economy.
Baca Juga:
Mengambil tema, ‘Transforming towards Indonesia Digital Economy’, IESE 2016 menghadirkan lebih dari 100 pelaku industri e-commerce dari nasional dan internasional seperti online retail, marketplace, classified, daily deals, payment, dan infrastructure. Selain itu IESE 2016 ini juga diisi 200 stand perusahaan yang bergerak di industri e-commerce dan pendukungnya, serta 100 stand Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Bagi Small Medium Business (SMB) ajang ini digunakan sebagai sarana menggali pengetahuan dan wawasan mengenai e-commerce. Eksibitor akan menjadi mentor sekaligus partner pembuka peluang bisnis e-commerce bagi SMB. Dengan kata lain, ajang ini merupakan momentum untuk menawarkan fasilitas yang tepat untuk kalangan SMB.
IESE 2016 ini juga merupakan momentum lahirnya technopreneur dari universitas. IESE 2016 berupaya melunturkan tradisi perang harga menuju perang layanan konsumen dan inovasi menuju sustainable profitable. IESE 2016 sebagai cikal langkah e-commerce untuk terbukanya pasar ekspor bagi produsen lokal.
Senior Vice President Wholesale Transaction Banking Sales Group Bank Mandiri, Teddy Y. Danas saat ditemui di stand Bank Mandiri, Rabu, 27 April 2016 mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan e-commerce yang sangat berkembang cepat seiring dengan peningkatan penggunaan telepon pintar dan juga infrastruktur telekomunikasi internet. Pertumbuhan ini tidak hanya terjadi di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan dan lain-lain tetapi juga kota-kota lain dan menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. “Hal ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi pertumbuhan e-commerce terbesar di Asia Pasifik,” ujarnya didampingi Vice President Wholesale Transaction Banking Sales, Digital Banking & Technology Bank Mandiri Prita Sesanti.
Baca Juga:
Bank Mandiri yang berperan sebagai lembaga finansial ternama di Indonesia yang sarat teknologi, merupakan bank yang sangat mendukung industri e-commerce dan sudah memfokuskan diri mendukung kegiatan e-commerce Indonesia sejak 2010. “Salah-satu kesulitan e-commerce adalah bayar-bayarnya. Dalam hal ini lah Bank Mandiri ikut berpartisipasi, yakni dalam hal bayar-bayarnya, funding, dan lending terkait dengan e-commerce ini,” ujar Teddy.
Terhitung sejak 2010, Bank Mandiri telah memiliki jaringan kerjasama dengan 700 merchants dan empat payment gateway. “Ke depannya, kita harap speed-nya dapat ditingkatkan lagi. Demikian juga untuk kemudahan bagi pengguna dari sisi merchant e-commerce, end-user, dan dari e-commerce itu sendiri, Bank Mandiri bisa mengkontribusikan platform pembayaran, platform pinjam meminjam, dan juga platform modal kerja bagi merchant e-commerce dengan lebih intensif lagi,” kata Teddy.
“Dan itu alasan dari Bank Mandiri pula untuk terlibat penuh di IESE 2016. Karena komunitas yang disasar ada di dalamnya hingga mudah mengedukasi dan menginformasikan tak perlu khawatir dengan transaksi online yang dikelola oleh Bank Mandiri,” ucapnya.
Di IESE 2016 ini, Bank Mandiri memperkenalkan produk-produk virtual account-nya kepada para pengunjung, yang bisa digunakan untuk kebutuhan corporate dan ritel. “Untuk yang korporasi kita punya virtual account cash management, dan yang ritel ada e-money dan e-cash,” kata Teddy.
Melalui berbagai electronic device nasabah juga bisa mengakses rekeningnya secara real time selama 24 jam. “Tentu hal ini akan sangat mempermudah nasabah karena tidak perlu datang lagi ke bank untuk melakukan transaksi. Lewat sistem online ini, nasabah juga bisa melakukan pemindahbukuan rekening, baik antar rekening Bank Mandiri maupun ke rekening bank lain. Jadi Mandiri menjadi seperti penengahnya antara pembeli, penjual dan merchants”, ujar Prita.
Sementara, Teddy menjelaskan Mandiri e-cash adalah uang elektronik berbasis server yang memanfaatkan teknologi aplikasi di handphone dan USSD, atau yang disebut sebagai uang tunai di handphone. “Hal ini memungkinkan pemegangnya untuk melakukan transaksi perbankan tanpa harus melakukan pembukaan rekening ke cabang Bank Mandiri,” katanya. (*)