TEMPO.CO, Surabaya - PT Santosa Agrindo (Santori) mendatangkan 2.000 ekor sapi indukan asal Australia melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Rabu, 27 April 2016. Impor sapi ini untuk mendukung peningkatan produksi sapi bakalan di Provinsi Jawa Timur. “Juga untuk menggalang kemitraan pembiakan dengan peternak setempat," kata Head of Country JAPFA Beef Division Safuan K.S dalam siaran pers, Rabu, 27 April 2016.
Sapi indukan milik anak perusahaan Japfa Group itu akan dipelihara di kandang Santori di Desa Tongas, Probolinggo, Jawa Timur. Setelah diinseminasi dan bunting, 2.000 ekor sapi indukan itu akan dijual kepada peternak di Malang dan sekitarnya.
Kelompok peternak binaan akan membeli dan memelihara sapi indukan yang sudah bunting minimal enam bulan melalui Kredit Usaha Rakyat Bank Rakyat Indonesia. Santori yang memfasilitasi pengadaan sapi indukan dan membuntingkan, akan membeli kembali sapi bakalan dari hasil anakan yang lahir.
Menurut Safuan, pola kemitraan pembiakan ini terobosan untuk meningkatkan produksi sapi bakalan yang dibutuhkan bagi usaha penggemukan Santori di Probolinggo, Jawa Timur. Meski membutuhkan waktu lebih lama, kemitraan pembiakan ini upaya untuk menghasilkan sapi bakalan tanpa harus tergantung impor. "Tentunya juga akan membantu meningkatkan produksi ternak sapi potong di Jawa Timur."
Impor sapi indukan ini pertama kali di Jawa Timur sejak impor sapi bakalan terakhir pada 2010. Tujuan untuk pembiakan, bukan penggemukan, serta dimitrakan dengan peternak.
Spesifikasi indukan yang diimpor, kata Safuan, sepenuhnya mengikuti persyaratan yang ditetapkan Kementerian Pertanian untuk rencana impor 50 ribu indukan pada 2016. Yakni jenis Brahman Cross, umur 2-4 tahun, produktif, tidak memiliki cacat tubuh, dan organ reproduksinya sehat.
ARTIKA RACHMI FARMITA