TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi pada perdagangan Selasa, 26 April 2016. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di posisi 4.860 dan resisten pada angka 4.900.
David mengatakan kondisi pasar global menjadi sentimen positif laju IHSG. Pasar global sedang mengurangi aset berisiko menjelang pertemuan Bank of Japan (BoJ) dan Federal Open Market Committee (FOMC) Amerika Serikat pekan ini.
"Namun koreksi ini bersifat temporer," ucap David dalam siaran persnya, Selasa, 26 April 2016. Sebab, prospek pertumbuhan laba emiten sektoral tahun ini lebih baik ketimbang tahun lalu. Sejumlah isu individual emiten akan turut mempengaruhi perdagangan hari ini, terutama terkait dengan rilis laba kuartal pertama 2016 menjelang akhir bulan.
Penguatan IHSG kemarin tertahan di resisten 4.920. Sentimen pasar saham kawasan Asia yang didominasi koreksi indeks saham memicu aksi ambil untung pada perdagangan saham. IHSG kemarin terkoreksi 0,73 persen atau 35,875 poin di posisi 4.878,862.
Saham sektor perbankan menjadi penekan IHSG kemarin, menyusul kekhawatiran pencapaian laba kuartal pertama 2016 yang kurang menggembirakan. Sedangkan aksi beli selektif mendominasi saham lapis dua, terutama yang terkait dengan sektor energi, di tengah masih kuatnya optimisme pasar terhadap kenaikan harga minyak mentah.
Sedangkan bursa global tadi malam ikut tertekan seiring terkoreksinya saham di kawasan Asia. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro terkoreksi 0,75 persen di posisi 3117,62. Di Wall Street, Indeks DJIA dan S&P masing-masing terkoreksi 0,15 persen dan 0,18 persen di angka 17.977,24 dan 2.087,79.
Koreksi terutama dipicu sikap kehati-hatian investor mengantisipasi hasil pertemuan BoJ dan FOMC pertengahan pekan ini. Harga minyak turun dan penguatan yen Jepang mencerminkan sikap pasar yang berhati-hati. Harga minyak mentah tadi malam di Amerika terkoreksi 2,5 persen di posisi US$ 42,64 per barel.
VINDRY FLORENTIN