TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli bakal mendesak PT Pertamina (Persero) untuk menurunkan harga avtur agar pesawat yang terbang ke Indonesia tak perlu transit di Singapura. "Selama ini maskapai mengeluhkan harga avtur di Indonesia yang tidak kompetitif," kata Rizal setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak) pelaksanaan bebas visa di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin, 25 April 2016.
Menurut Rizal, potensi lalu lintas pesawat yang terbang di kawasan ASEAN mencapai 13 juta kali penerbangan. Namun sebagian besar memilih transit di Singapura, sebelum ke Indonesia. Alasannya, pelayanan Bandara Soekarno-Hatta kurang maksimal.
Mahalnya harga avtur di Indonesia dibanding Singapura, juga dinilai sebagai penyebab. Karena itu, Rizal akan meminta Pertamina menurunkan harga bahan bakar pesawat itu untuk meningkatkan jumlah kunjungan pesawat dari Eropa. Dia menargetkan, jumlah kunjungan pesawat internasional mencapai 4,4 juta per tahun.
"Pesawat dari Australia atau Selandia Baru banyak sekali, tapi mereka transit di Singapura," kata dia. Rizal ingin berbagai pihak all out membenahi manajemen untuk menyerap sebanyak-banyaknya wisatawan asing. Bahkan, dia berharap Indonesia menjadi negara tujuan wisata terbesar, seperti Prancis dan Italia.
Karena itu pemerintah memberlakukan bebas visa bagi 169 negara. Sayang, dari pantauan dia, masih banyak turis yang tidak tahu adanya kebijakan tersebut. Sehingga mereka kerap kali masih membayar biaya visa kunjungan senilai US$ 30 per orang.
Direktur Angkasa Pura II Budi Karya Sumedi menjelaskan pihaknya saat ini sedang membenahi manajemen bandara. Saat ini dia juga menyiapkan tambahan karyawan untuk menjaga di saat malam hari. Karena kebanyakan wisatawan asing lebih sering tiba saat malam.
"Kami juga sudah melarang porter dan petugas hotel masuk ke bandara," ucap dia. Tujuannya, mencegah kemungkinan penyelundupan barang ke Indonesia. "Kami juga koordinasi dengan Imigrasi terkait pemberlakuan bebas visa."
AVIT HIDAYAT