TEMPO.CO, Jakarta - Analis First Asia Capital, David Sutyanto, memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan koreksi di perdagangan Jumat, 22 April 2016. IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang terbatas di support 4.880 hingga resisten 4.920.
"IHSG diperkirakan akan bergerak bervariasi rawan koreksi setelah harga minyak dan sejumlah komoditas melemah tadi malam," kata David dalam siaran persnya, Jumat, 22 April 2016.
Di perdagangan kemarin, aksi beli kembali mendominasi. IHSG berhasil tutup di 4903,090, menguat 0,54 persen atau 26,494 poin. "Ini merupakan posisi penutupan tertinggi sejak perdagangan 22 Juli 2015," kata David. Pemodal asing kembali mencatatkan pembelian bersih Rp 389,62 miliar.
Penguatan IHSG kemarin ditopang aksi beli saham pertambangan, perbankan, dan konsumsi. Kenaikan harga minyak mentah hingga US$ 44,22 per barel diikuti kenaikan harga sejumlah komoditas logam di Pasar Asia kemarin telah mendorong penguatan saham pertambangan dan energi.
Di pasar Asia, indeks saham umumnya bergerak positif. The MSCI Emerging Market indeks kemarin sore menguat 0,6 persen di 854,46. Sedangkan bursa global tadi malam bergerak bervariasi. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro menguat 0,3 persen di 3.151,69.
Di Wall Street, indeks DJIA dan S&P masing-masing terkoreksi 0,63 persen dan 0,52 persen, tutup di 17.982,52 dan 2.091,48. Koreksi di Wall Street terutama dipicu kekecewaan pasar atas rilis laba 1Q16 sejumlah emiten yang kurang menggembirakan. Harga minyak mentah terkoreksi 1,7 persen di US$ 43,43 per barel.
Koreksi di sejumlah harga komoditas tambang juga ikut memicu aksi ambil untung di saham sektor energi dan tambang. Koreksi harga komoditas tadi malam ikut dipicu penguatan dolar Amerika setelah data jobless claims pekan kemarin turun menjadi 247 ribu, di bawah perkiraan 265 ribu.
VINDRY FLORENTIN