TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian mendorong percepatan industri pemurnian dan pengolahan bauksit menjadi alumina, karena mampu meningkatkan nilai tambah sebesar 85 kali lipat.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan hal itu saat mengunjungi refinery atau fasilitas pemurnian bauksit yang menghasilkan alumina milik PT Well Harvest Winning di Ketapang senilai Rp 15,8 triliun di Kalimantan Barat, Kamis, 21 April 2016.
"Investor sangat serius dan berorientasi jangka panjang meningkatkan nilai tambah. Jadi, yang bisa kita percepat, akan kita lancarkan karena dampaknya riil dan luas,” kata Saleh melalui siaran pers.
Fasilitas pemurnian di Ketapang tepatnya berlokasi di Sungai Tengar, Mekar Utama, Kendawangan, Kabupaten Ketapang, yang merupakan satu dari 14 kawasan industri di luar Jawa yang tengah dikembangkan.
Jika menggunakan perjalanan darat dari ibukota Kalbar, Pontianak, mencapai 17 jam atau sekitar 480 kilometer.
Kemenperin menghitung, nilai tambah industri bauksit berlipat-lipat dibanding bahan mentah.
Bijih bauksit sebanyak 6 ton yang sekitar US$ 3,85 per ton (nilai penjualan US$ 23,1) menghasilkan metallurgical grade bauxite (MGB) sebanyak 3 ton yang harganya US$ 38 per ton (nilai penjualan US$ 114).
Dari 3 ton MGB tersebut jika diolah maka menghasilkan SGA sebanyak 1 ton yang nilainya US$ 325 per ton.
"Jika dibandingkan dengan bahan mentah bauksit maka terjadi peningkatan nilai tambah hampir 85 kali lipat," tukas Menperin.
Bauksit merupakan bahan mentah yang diolah menjadi Smelter Grade Alumina (SGA) dan selanjutnya menghasilkan alumunium ingot. Aktivitas pengolahan bernilai tambah ini bermuara pada industri antara dan hilir seperti kabel, pipa, alat rumat tangga, konstruksi, furnitur, alat olah raga, otomotif, dan bahkan memasok industri aviasi alias penerbangan.
Selain itu, bauksit dapat diolah menjadi chemical grade alumina yang dimanfaatkan untuk pemurnian air, kosmetika, farmasi, keramik dan plastic filler.
Sehingga, industri ini menggerakkan industri lain yang menyerap tenaga kerja, memberikan pendapatan bagi karyawan dan masyarakat sekitar, menggerakkan ekonomi daerah dan pendapatan devisa.
ANTARA