Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Standard Produk Ketat, UMKM Gunakan Jasa Perantara Ekspor

image-gnews
Presiden Joko Widodo saat meninjau Pelabuahan Indonesia 4 saat mencanangkan Gerakan Peningkatan Ekspor 3 Kali Lipat dan Sulawesi Berstandar SNI di Pelabuhan Indonesia 4, Makassar, Sulawesi Selatan, 3 Agustus 2015. TEMPO/Subekti
Presiden Joko Widodo saat meninjau Pelabuahan Indonesia 4 saat mencanangkan Gerakan Peningkatan Ekspor 3 Kali Lipat dan Sulawesi Berstandar SNI di Pelabuhan Indonesia 4, Makassar, Sulawesi Selatan, 3 Agustus 2015. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan UKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Muhammad Rudy Salahuddin, mengatakan sebagian besar pelaku UMKM berorientasi ekspor menggunakan jasa perantara karena lebih efisien. Kebanyakan negara ekspor yang dituju menerapkan standar produk yang ketat.

Ada pula syarat sertifikasi produk, pengepakan, dan label produk. Negara yang mewajibkan standardisasi itu di antaranya Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Uni Eropa. Sedangkan, negara di kawasan Asia yang telah menerapkan sistem itu yakni Jepang, Korea, Vietnam, Thailand, dan Cina.

Dengan memakai perantara ekspor, ongkos yang dikeluarkan UMKM untuk melakukan ekspor menjadi lebih tinggi. Dampaknya adalah keuntungan yang diperoleh lebih sedikit. “Kondisi ini harus diubah supaya UMKM bisa mandiri mengekspor,” kata Muhammad dalam acara dialog kebijakan bertajuk Peran Jasa Perantara Dalam Meningkatkan Ekspor Produk UMKM di Yogyakarta, Rabu, 20 April 2016.

Pemerintah, kata dia saat ini sedang menyusun konsep agregator dan konsolidator ekspor UMKM. Caranya adalah lewat peran lima BUMN trading-logistik. Mereka bertugas membantu perdagangan yang efektif, memenuhi standar kualitas, dan layanan logistik sehingga UMKM dapat mengekspor dengan biaya yang lebih rendah. BUMN itu terdiri dari PT Sarinah, Perusahaan Perdagangan Indonesia, Mega Eltra, BGR, dan Pos Indonesia.

Konsep agregator bicara soal sistem informasi dan integrasi data, perluasan pasar ekspor yang potensial. Agregator mengidentifikasi produk UMKM yang berstandar global. Bentuk standardisasi di antaranya membuat produk layak di pasar dunia, informasi produk yang gampang diakses. Di daerah, kepala daerah langsung mengawasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Daerah Istimewa Yogyakarta,hanya sekitar 120 UMKM yang mengeskpor secara mandiri dari 400 eksportir. Sisanya menggunakan jasa perantara. Kepala Seksi Hubungan Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Minorita mengatakan kebanyakan UMKM berorientasi ekspor, yang menggunakan jasa perantara belum punya modal yang kuat. Kapasitas produksi mereka juga terbatas. “Banyak pelaku UMKM yang belum tahu prosedur ekspor-impor,” kata Minorita.

Ketua Komunitas UMKM DIY, Prasetyo Atmosutidjo, mengatakan jumlah pelaku UMKM berbasis ekspor yang mengirim produk secara mandiri kurang dari 50 persen dari total UMKM di daerah ini. Di DIY terdapat setidaknya 600 ribu unit UMKM. Ia mengatakan pelaku UMKM menggunakan jasa perantara untuk mengekspor produknya karena terkendala kemampuan bahasa dan akses ke buyer yang minim.

Pelaku UMKM harus merogoh kocek untuk membayar ongkos jasa perantara. Rata-rata ongkos perantara ekspor 15-25 persen dari omzet pelaku UMKM. Perantara rata-rata merupakan orang dari luar negeri yang datang ke Yogyakarta. Mereka ada yang bekerja secara profesional dan ada yang hanya sementara mengambil barang produk UMKM. “Harga produk UMKM menjadi tidak kompetitif karena biaya ekspor lebih mahal,” kata Prasetyo.

SHINTA MAHARANI 

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

1 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

12 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

16 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

36 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

42 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

43 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

48 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

51 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

57 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.


Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.