TEMPO.CO, Jakarta - PT BNI Syariah mencatatkan laba Rp 75,18 miliar per kuartal pertama 2016. Angka ini naik 64,62 persen dibanding periode serupa tahun lalu, saat anak perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini membukukan laba Rp 45,67 miliar.
Pelaksana tugas Direktur Utama BNI Syariah, Imam Teguh Santoso, menjelaskan, pertumbuhan laba ditopang ekspansi pembiayaan. “Dengan kualitas pembiayaan yang terjaga serta rasio dana murah yang lebih baik, sisi operasional efisiensi juga terus membaik,” katanya dalam keterangan pers, Rabu, 20 April 2016.
Baca Juga:
Dari total pembiayaan, Imam mengatakan, Rp 18,04 triliun dialokasikan ke pembiayaan konsumtif sekitar 53,18 persen. Lalu, untuk pembiayaan produktif 22, persen, sedangkan pembiayaan komersial 16,75 persen. Adapun pembiayaan mikro 5,69 persen dan Hasanah Card 2,15 persen.
Imam mengungkapkan, untuk pembiayaan konsumtif, sebagian besar portofolio pembiayaan adalah BNI Griya IB Hasanah dengan porsi 85,99 persen. “Pencapaian kinerja bisnis tersebut menunjukkan kualitas pembiayaan,” tuturnya. Pada kuartal pertama ini, non-performing financing berada di level 2,77 persen.
Bukan hanya sektor pembiayaan, dana pihak ketiga pada periode ini juga mengalami pertumbuhan. Imam mengungkapkan, dana pihak ketiga tumbuh 20,7 persen atau Rp 3,49 triliun dibanding tahun lalu. “Dengan rasio tabungan dan giro (CASA) sebesar 45,06 persen,” ujarnya.
Menurut Imam, pencapaian BNI Syariah cukup memuaskan. Padahal, dia berujar, kondisi perekonomian Indonesia belum membaik. Musababnya, perekonomian global masih melambat. “Tahun ini, kinerja BNI Syariah dibuka dengan cukup baik,” ucapnya.
Pangsa pasar perbankan syariah kembali naik pada Desember 2015. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan, Mulya Siregar, menyatakan pangsa pasar bank syariah naik dari 4,67 persen pada Maret menjadi 4,87 persen pada April. "Juga di bawah target minimal kami, 5 persen," kata dia.
SINGGIH SOARES