TEMPO.CO, Probolinggo - Pengusaha hotel dan restoran di Probolinggo optimistis dapat memenuhi target jumlah pengunjung Bromo 1 juta orang per tahun. Optimisme ini dilontarkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digdoyo Djamaluddin.
Yoyo mengatakan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mencakup empat kabupaten, yakni Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang. Dia menyebutkan empat daerah penyangga kawasan Bromo itu akan bekerja sama, termasuk pengusaha bisnis pariwisatanya.
"Dengan terintegrasinya empat wilayah kabupaten dalam pembangunan pariwisata Bromo, kami optimistis target akan terpenuhi," ujarnya, Rabu, 20 April 2016.
Selain itu, Bromo masuk jalur kunjungan wisata 5B, yakni Bukittinggi, Bandung, Borobudur, Bromo, dan Bali. "Jalur 5B ini merupakan rangkaian obyek wisata yang sudah dirintis jejaring agen wisata," katanya.
Artinya, turis yang mengawali kunjungan wisatanya, baik dari Bukittinggi maupun Bali, akan selalu melewati Bromo. Dia juga mengatakan perairan Probolinggo secara rutin juga dilewati jalur wisata kapal pesiar.
Yoyo mengatakan, sebelumnya, setiap tahun, angka kunjungan Bromo dalam situasi normal atau ketika tidak ada erupsi mencapai 500-700 ribu orang. Jadi, kata dia, target 1 juta turis pengunjung per tahun bukan hal yang tidak mungkin.
Ia mencontohkan, saat hari libur, Bromo akan dikunjungi wisatawan minimal 5.000 orang per hari. Keberadaan Badan Otoritas Daerah Wisata (BODW) Bromo, ucap Yoyo, jelas akan menentukan pemenuhan target kunjungan satu juta turis. "Apalagi kalau didukung sinergi empat daerah penunjangnya."
Fasilitator Destinasi Bromo Tengger Semeru Program Destinasi Management Organization Kementerian Pariwisata Trisno Sudigdho mengatakan para prinsipnya pengelolaan Bromo Tengger Semeru itu menggunakan one destination-one management.
Demikian juga atraksi wisatanya, baik alam, budaya, minat khusus, maupun buatan, telah menjadi satu manajemen pengelolaan, sehingga sudah tidak ada istilah BTS Probolinggo atau BTS lain. Empat daerah ini sudah sinergi dalam memulai. "Buktinya, dalam pelatihan home stay, pesertanya dari empat kabupaten," kata Trisno.
DAVID PRIYASIDHARTA