TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Jerman tertarik membangun pabrik pengolahan dan pemurnian konsentrat (smelter) di Sulawesi senilai US$ 800 juta.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan perusahaan telah melakukan penandatanganan kerja sama untuk rencana investasi ini. Bahkan, perusahaan tersebut telah memilih lokasi smelter di Sulawesi.
Baca Juga:
Menurut dia, kerja sama ini mengindikasikan adanya keseriusan perusahaan Jerman berinvestasi di Indonesia. Dia berharap, komitmen investasi tersebut bisa segera terealisasi. Apalagi hilirisasi tambang melalui pembangunan smelter merupakan salah satu prioritas program yang didorong oleh pemerintah.
“Jika melihat nilai investasi yang direncanakan, tentu dapat memanfaatkan layanan perizinan tiga jam di BKPM,” katanya melalui pernyataan resmi, Selasa, 19 April 2016.
Selain pembangunan smelter, pelaku usaha di Jerman tertarik dengan sektor otomotif. Pihaknya berjanji akan menindaklanjuti hasil pertemuan ini agar segera terealisasi. BKPM akan membentuk tim marketing investasi untuk mengawal minat investasi dari Jerman.
BKPM menjadikan Jerman prioritas pemasaran investasi, mengingat potensi outward investment dari negara tersebut sangat besar. Namun porsi ke Indonesia masih kecil.
Data BKPM menyebutkan, investasi Jerman ke Indonesia selama 2010-2015 tercatat US$ 552 juta atau Rp 5,2 triliun. Investasi tersebut terdiri atas 547 proyek yang menyerap 38.382 tenaga kerja Indonesia.
Nilai investasi tersebut terbilang kecil dibandingkan dengan outward investment Jerman ke seluruh dunia. Investasi ke Indonesia tidak mencapai angka 1 persen dari keseluruhan investasi mereka ke dunia.