TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) tetap berkukuh mendapat hak pengelolaan Blok Masela meski revisi Plan of Development (PoD) Masela belum selesai. Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, mengatakan tak gentar dengan segala risiko yang ada. "Iya kami kan sudah sampaikan ingin masuk (mengelola Blok Masela) karena melihat adanya potensi," ujar Dwi saat ditemui di Gedung DPR, Selasa, 19 April 2016.
Dwi menjelaskan komitmen tersebut diambil lantaran melihat potensi yang ada di lapangan gas abadi, Blok Masela. Apabila masuk dalam pengelolaan Blom Masela, kemampuan Pertamina dalam menjalankan tugas kedaulatan energi nasional akan meningkat. "Kalau kita masuk, maka akan memperbaiki Pertamina dalam menjalankan tujuan itu," ujar Dwi.
Karena itu, Dwi tetap berkukuh untuk masuk mengelola Blok Masela meskipun ada risiko molornya produksi. Ia pun yakin keputusan tersebut didukung pemerintah. "Bagaimana pun negara akan mendorong cadangan itu," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyetujui keinginan Pertamina mendapatkan saham di lapangan gas Blok Masela. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi, I Gusti Nyoman Wiratmaja, menargetkan pembelian bisa dilakukan sebelum kontrak pengelolaan Inpex Corporation di Blok Masela berakhir pada 2028. "Mekanismenya sedang dibahas. Kami harapkan sebelum 2028," ujar Wiratmaja.
Pemerintah, melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), telah mempertemukan Pertamina dengan Inpex untuk membahas rencana jual-beli saham tersebut, dua pekan lalu. Inpex saat ini menguasai 65 persen saham dan Shell Upstream Overseas Services Ltd (Royal Dutch Shell) 35 persen saham di Inpex Masela Ltd., pemegang kontrak Blok Masela.
DEVY ERNIS | ROBBY IRFANI