TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik tipis pada Senin (Selasa pagi WIB, 19 April 2016), didorong dolar Amerika Serikat yang menunjukkan pelemahan.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni bertambah US$ 0,40 atau 0,03 persen menjadi menetap di US$ 1.235,00 per ons.
Harga emas mendapat dukungan ketika dolar Amerika mengalami penurunan terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya, pada Senin, karena data ekonomi terbaru yang keluar dari negara itu secara keseluruhan negatif.
Harga emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti, jika dolar naik, harga emas berjangka akan jatuh. Sebab, harga emas, yang diukur dalam dolar, menjadi lebih mahal bagi investor.
Sementara itu, negara-negara penghasil minyak utama dunia gagal menghasilkan perjanjian konkrit untuk membekukan produksi pada akhir pertemuan tingkat menteri di Doha, Qatar, pada Minggu, karena berbeda pendapat mengenai kata-kata yang ada di perjanjian.
Harga minyak mengurangi sebagian besar kerugian awal menjadi diperdagangkan sedikit lebih rendah sekitar tengah hari pada Senin setelah pertemuan Doha dan para analis mencatat, harga emas berjangka dibantu oleh permintaan safe haven karena stok minyak turun setelah pertemuan itu.
Para pedagang sedang menunggu laporan housing starts di Amerika pada Selasa, penjualan existing home pada Rabu, dan klaim pengangguran serta Philadelphia Fed Business Outlook Survey pada Kamis.
Para analis percaya harga minyak akan mengarahkan dolar Amerika dan selanjutnya harga emas. Laporan-laporan ekonomi ini kemungkinan akan mempengaruhi tingkat kepercayaan investor dan memberikan perkiraan yang lebih baik untuk prospek jangka panjang bagi emas.
Di sisi ekonomi, indeks pasar perumahan tidak berubah untuk bulan ketiga berturut-turut di 58 pada April, menurut sebuah laporan yang dirilis pada Senin oleh National Association of Home Builders.
Perak untuk pengiriman Mei turun 6 sen atau 0,37 persen menjadi ditutup pada US$ 16,253 per ons. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$ 12,1 atau 1,22 persen menjadi ditutup pada US$ 977,80 per ons, seperti dilaporkan Xinhua.
ANTARA